Manajemen Gojek memberikan klarifikasi atas cuitan @ryan_nus yang viral di sosial media, terkait keluhan terhadap sistem baru layanan ojek online oleh Gojek. Akun tersebut mengatakan, sistem baru ini merugikan pengemudi.
Secara garis besar, akun tersebut mempermasalahkan sistem baru Gojek yang menghilangkan akun prioritas. Padahal, sesuai tulisan @ryan_nus tersebut, untuk memperoleh status tersebut diperlukan perjuangan yang cukup berat.
"Liat nih @gojekindonesia driver pejuang, selalu ON pagi, jumlah trip banyak, performa di atas rata-rata, gak banyak drama minta cancel. Dari akun prioritas sekarang langsung down akunnya karena sistem pemerataan order. Dan mereka punya anak istri di rumah," tulis akun @ryan_nus yang diunggah Kamis (20/2/2020).
Menanggapi hal itu, Senior Manager Corporate Affairs Gojek, Teuku Parvinanda mencoba meluruskan. Menurutnya, tidak ada yang disebut akun prioritas maupun sistem pemerataan order di Gojek.
Seluruh driver Gojek disebutnya memiliki kesempatan yang sama untuk menyelesaikan order dari konsumen dengan kemungkinan tercepat.
"Sistem kami mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya intensitas dan aktivitas konsumen, riwayat penyelesaian order dari mitra driver dan konsumen, dan radius atau jarak," ujar Teuku kepada Indozone saat dikonfirmasi pada Jumat (21/2/2020).
Ia juga memastikan, Gojek tidak pernah membatasi mitra untuk mendapatkan order di area dan waktu tertentu, maupun jumlahnya tertentu. Seluruh Mitra Gojek disebutnya berhak mendapatkan order di manapun dan kapanpun.
"Kami akan terus melakukan observasi terkait sistem alokasi order yang saat ini berlaku dan juga terus mengimbau mitra untuk tidak memilih-milih, melewatkan atau membatalkan order yang masuk. Karena akan mempengaruhi penilaian sistem ke akun mitra," pungkasnya.
