Tak Terdeteksi, Angka Kematian Virus Corona Bisa 60 Persen Lebih Tinggi

- Rabu, 29 April 2020 | 20:20 WIB
Ilustrsi tes virus corona.(freepik)
Ilustrsi tes virus corona.(freepik)

Pandemi virus corona menjadi musuh baru bagi masyarakat dunia. Angka virus corona tercatat 3.160.538 kasus, dengan jumlah kematian 219.253 jiwa, dari data yang dihimpun John Hopkins University, Rabu (29/4/2020).

Namun angka tersebut dikhawatitkan jauh lebih banyak dari yang terdata, mungkin hampir 60 persen lebih tinggi dari yang dilaporkan. Menurut analisis Financial Times, dari keseluruhan kematian selama pandemi di 14 negara, statistik kematian menunjukkan 122.000, melebihi tingkat normal di semua lokasi ini. Jauh lebih tinggi 77.000 kematian yang dilaporkan untuk tempat dan periode waktu yang sama.

Jika tingkat pelaporan yang sama yang diamati di negara-negara ini terjadi di seluruh dunia, jumlah korban jiwa Covid-19 secara global akan meningkat hingga 318.000. Untuk menghitung kelebihan kematian, Financial Times membandingkan kematian dari semua penyebab pada lokasi yang menjadi titik pandemi, terjadi Maret dan April 2020.

Total 122.000 jumlah hingga 50 persen kenaikan secara keseluruhan kematian relatif terhadap rata-rata historis untuk lokasi yang diteliti. Di semua negara yang dianalisis kecuali Denmark, jumlah kematian berlebih jauh lebih banyak daripada jumlah korban virus corona yang terdata secara resmi.

Keakuratan statistik kematian resmi dari virus dibatasi oleh seberapa efektif suatu negara menguji orang untuk mengonfirmasi kasus. Beberapa negara, termasuk Tiongkok, secara retrospektif merevisi jumlah kematian mereka akibat penyakit ini.

-
Ilustrasi sample virus corona tengah diteliti.(freepik)

Hasil Mengejutkan

Dari analisis statistik yang dilakukan Financial Times, angka kematian di beberapa negara di dunia secara keseluruhan naik di bebarapa negara.

  • 60 persen di Belgia
  • 51 persen di Spanyol
  • 42 persen di Belanda
  • 34 persen di Perancis 

Kelebihan angka kematian telah meningkat paling tajam di tempat-tempat yang menderita pandemi Covid-19 terburuk. Hal itu menunjukkan sebagian besar kematian ini secara langsung berkaitan dengan virus, bukan hanya efek samping.

“Satu-satunya perbandingan yang tidak bias yang dapat Anda lakukan antara berbagai negara adalah dengan melihat penyebab kematian," kata David Spiegelhalter, Universitas Cambridge dari Inggris.

Kematian ekstra paling menonjol di daerah perkotaan dengan wabah virus corona terburuk, dan beberapa mekanisme pelaporan yang rumit.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X