Salut! Meski Diperlakukan Keji, Pengungsi Rohingya Kutuk Kudeta Pemimpin Myanmar Suu Kyi

- Rabu, 3 Februari 2021 | 22:50 WIB
Kolase foto pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi (Reuters) dan pengungsi Etnis Rohingya (ANTARA)
Kolase foto pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi (Reuters) dan pengungsi Etnis Rohingya (ANTARA)

Meski mendapat perlakuan keji, kelompok pengungsi etnis Rohingya justru mengutuk tindakan kudeta militer Myanmar terhadap kepemimpinan Aung San Suu Kyi.

Hal itu disampaikan pemimpin komunitas Rohingya Dil Mohammed di Bangladesh seperti dilansir dari Reuters, Senin (1/2/2021).

"Kami komunitas Rohingya mengutuk keras upaya keji untuk membunuh demokrasi," kata Mohammed kepada Reuters.

Bahkan, Mohammed juga mendesak komunitas global untuk campur tangan terhadap kudeta tersebut.

“Kami mendesak komunitas global untuk maju dan memulihkan demokrasi dengan cara apa pun," kata Mohammed.

Seperti diketahui, militer Myanmar (Tatmadaw) menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, Presiden Win Mynt, dan sejumlah tokoh lainnya pada Senin (1/2/2021) dini hari.

Dilansir dari Reuters, negara-negara Barat mengutuk kudeta yang menggagalkan upaya bertahun-tahun untuk membangun demokrasi di negara yang dilanda kemiskinan dan menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang prospek mengembalikan satu juta pengungsi Rohingya.

Pihak militer Myanmar menuding adanya kecurangan pada Pemilu di negara tersebut. 

Sambungan telepon dan internet di ibu kota, Naypyitaw, dan pusat komersial utama Yangon terputus dan televisi pemerintah mati setelah para pemimpin NLD ditahan.

Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin NLD lainnya "dibawa" pada dini hari, juru bicara NLD Myo Nyunt mengatakan kepada Reuters melalui telepon. 

Kepala hak asasi manusia PBB Michelle Bachelet mengatakan, sedikitnya 45 orang telah ditahan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X