Ribuan warga Mali turun ke jalan Ibu Kota Bamako pada Selasa (11/8) untuk kembali menuntut pengunduran diri Presiden Ibrahim Boubacar Keita meski mediasi internasional berupaya menyelesaikan krisis politik.
Serentetan aksi protes yang dipimpin oleh koalisi oposisi berlangsung sejak bulan Juni. Aksi ini dipicu oleh konflik pemilihan daerah serta anggapan bahwa pemerintah korup dan tidak mampu mengatasinya.
Situasi ini pun makin memanas pada Juli kemarin ketika polisi menembak mati sedikitnya 11 pengunjuk rasa.
Keita berharap bahwa kompromi dengan para pengunjuk rasa serta rekomendasi dari delegasi mediasi para pemimpin kawasan akan membantu membendung ketidakpuasan para pengunjuk rasa.
Artikel Menarik Lainnya:
- Terlahir dengan Mata di Mulut dan Tanpa Hidung, Kambing 'Mutan' Ini Disembah Bagai Dewa
- Viral Orang Diduga Alami Gangguan Jiwa Masuk ke Pesawat, Dikeluarkan dengan Dilempar
- Sambut HUT Kemerdekaan RI, KAI Siapkan Pengiriman Murah