Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tak peduli dengan segala keributan Pilpres AS dan siapa pemenangnya. Dia menyebut bahwa Amerika Serikat tetap "musuh terbesar" Korea Utara.
"Kegiatan politik luar negeri kami harus difokuskan dan diarahkan kembali untuk menundukkan AS, musuh terbesar kami dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kami," kata Kim, Jumat (8/1/2021), saat berbicara di kongres partai, seperti dilaporkan oleh KCNA.
"Tak masalah siapa yang berkuasa di AS, watak sejati AS dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah," kata Kim.
Kim juga bersumpah akan memperluas hubungan dengan "pasukan anti imperialis, independen" dan menyerukan perluasan kemampuan nuklir. .
Departemen Luar Negeri AS belum berkomentar soal pernyataan Kim Jong Un ini. Sebelumnya, Biden pernah menyebut Kim Jong Un sebagai "bajingan" saat kampanye.
Korea Utara membalas dengan menyebut Biden sebagai "anjing gila" yang perlu "dipukuli sampai mati dengan tongkat."
Hubungan Korut dan AS sempat membaik saat Kim Jong Un bertemu Donald Trump. Namun, Biden yang telah menjadi terpilih pernah mengatakan hanya bersedia bertemu Kim jika Korut setuju untuk menurunkan kapasitas nuklirnya..
Di sisi lain, Kim justru menyerukan lebih banyak penelitian dan pengembangan peralatan militer canggih, termasuk satelit mata-mata, senjata hipersonik, rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, dan pesawat pengintai nirawak.
Korea Utara tidak akan "menyalahgunakan" senjata nuklirnya, tegas Kim, yang tetap memicu kekhawatiran global.
