China Percaya dan Siap Akui Pemerintahan Taliban di Afghanistan

- Jumat, 20 Agustus 2021 | 15:08 WIB
Penasihat Negara China Wang Yi bertemu dengan kepala politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar (Reuters).
Penasihat Negara China Wang Yi bertemu dengan kepala politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar (Reuters).

China pada Kamis (20/8/2021) mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan Taliban dan menyerukan "penilaian objektif" atas tindakan mereka setelah merebut kekuasaan di Afghanistan.

China menyebut kelompok militan itu tampaknya 'lebih jernih dan rasional' serta berharap bahwa Taliban akan menepati janji-janji termasuk perlindungan hak-hak perempuan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan bahwa meskipun situasinya belum sepenuhnya pulih ia percaya Taliban tidak akan mengulangi sejarah masa lalu.

Baca Juga: Pertemuan Pejabat Taliban dengan China Memicu Kekhawatiran Hubungan Akan Memanas

“Sebenarnya, resolusi cepat di negara itu menunjukkan kurangnya penilaian objektif dalam situasi ini dan kegagalan untuk secara akurat memahami opini publik di Afghanistan, terutama negara-negara Barat tertentu harus mengambil pelajaran dari ini,” kata Hua seperti dilansir dari Live Mint.

Para pemimpin Taliban dan juru bicaranya telah secara terbuka menyatakan bahwa kelompok militan akan bekerja untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi rakyat, memenuhi aspirasi mereka dan berusaha untuk membangun pemerintahan Islam yang terbuka dan inklusif. Hal itu dikatakan Hua dalam konferensi pers ketika ditanya apakah China terlibat pembicaraan dengan Taliban dan bagaimana posisi Beijing saat ini dengan masalah tersebut.

“Sebenarnya, kami telah mengatakan atas dasar menghormati kedaulatan negara dan kehendak berbagai faksi, China mempertahankan komunikasi dan kontak dengan Taliban Afghanistan selama beberapa hari terakhir setelah perubahan besar terjadi di Afghanistan,” kata Hua.

Pada hari Rabu, China mengatakan akan memutuskan untuk memperluas pengakuan diplomatik kepada Taliban di Afghanistan jika ada pembentukan pemerintah di negara itu, yang diharapkan akan "terbuka, inklusif dan representatif secara luas".

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X