Jangan Hobi Mubazir Makanan: Selain Dosa, Sampah Makanan Menyakiti Banyak Orang

- Senin, 20 Maret 2023 | 13:50 WIB
Ilustrasi makanan sampah. (Freepik)
Ilustrasi makanan sampah. (Freepik)

Banyak dari kita tidak sadar suka menghamburkan makanan. Mengambil makanan dalam posrsi besar, lalu kekenyangan dan akhirnya berakhir sisa dan dibuah ke tempat sampah dan menjadi sampah makanan.

Pola hidup seperti ini sudah saharusnya kita minimalisasi, bahkan berhenti untuk melakukannya. Perbuatan tersebut dianggap mubazir sekaligus berdampak pada isu sosial eknomi orang-orang lainnya.

Masalah sampah makanan di Indonesia.

-
Ilustrasi makanan sampah. (Freepik)

 

Mengutip Antara, masyarakat Indonesia masuk tiga besar dunia dalam hal persampahan makanan. Setiap orang telah membuang makanan sisa hingga 150 kg per tahun. Padahal ada begitu banyak warga miskin yang belum mampu memenuhi kebutuhan pangan harian mereka secara layak.

Baca Juga: Kenapa Banyak Orang Suka Kangen Sama Masakan Rumahan? Ini Penjelasannya!

Sementara, pemerintah kadang masih mengimpor beras dari negara lain demi memenuhi kebutuhan konsumsi nasi yang amat tinggi.

Sekedar info, negara ini menghasilkan sampah makanan 20,93 juta ton setiap tahun, menurut data Antara. Angka ini menempatkan Indonesia pada peringkat tertinggi di Asia Tenggara dan ketiga di dunia sebagai negara penyampah makanan, setelah Arab Saudi dan Amerika Serikat. Nilai kerugian akibat makanan yang terbuang sia-sia diperkirakan mencapai lebih dari Rp300 triliun.

Data jumlah sampah makanan tersebut dikutip dari Program Lingkungan PBB (UNEP) yang diperbarui pada 2021. Sementara, pada tahun yang sama, data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional mengumpulkan angka yang jauh lebih tinggi hingga 46,35 juta ton sampah makanan.

Adapun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat sampah sisa makanan secara konsisten (dari tahun ke tahun) menempati porsi terbanyak yakni hampir 30 persen dari keseluruhan jumlah sampah di Indonesia.

Sampah makanan tidak hanya menjadi isu lingkungan tapi juga masalah ekonomi dan sosial. Dari sisi lingkungan, sampah makanan menimbulkan emisi gas rumah kaca yang sebagian besar menghasilkan gas metana. Kerugian ekonomi yang besar pasti terjadi akibat terbuangnya makanan sepanjang rantai produksi hingga konsumsi.

Apalagi ditilik dari aspek sosial, ketika jumlah warga miskin yang melebihi 26 juta orang masih kesulitan dalam memperoleh makanan layak.

Banyak orang yang tersakiti

-
Ilustrasi makanan sampah. (Freepik)

Perilaku membuang makanan secara sia-sia, bagaimanapun, dapat menyakiti banyak pihak. Ada jerih payah para petani yang tidak dihargai, juga melukai warga miskin yang kekurangan makanan. Belum lagi bila bicara dalam konteks ketahanan pangan. Pemerintah berikut segenap jajarannya terus berjuang dalam mewujudkan ketahanan pangan dan mencegah terjadinya krisis maupun kelangkaan bahan pangan.

Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi, Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nyoto Suwignyo amat menyayangkan keterbuangan makanan yang menurutnya menyakiti petani.

“Food waste akan sangat menyakiti kerja keras petani selama menghasilkan pangan,” ujar dia.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X