Gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 7,8 yang melanda Turkiye Selatan dan Suriah, termasuk yang paling mematikan di dunia. Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turkiye (AFAD), merilis data korban tewas dan terluka yang terus meningkat. Jumat (10 Februari 2023), tercatat 18.342 korban tewas di Turkiye dan 74.242 korban luka. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah, mengingat masih banyak warga yang tertimbun di reruntuhan.
Gempa pada Senin, 6 Februari 2023, pertama terjadi sekitar pukul 04.17 waktu setempat (08.17 WIB). Gempa susulan M 6,7 terjadi 11 menit kemudian, diikuti gempa berkekuatan M 7,5 selang beberapa jam.
Pemerintah Turkiye mengumumkan status darurat selama 3 bulan, di 10 provinsi terdampak gempa. Yaitu Kahramanmaras, Adana, Adiyaman, Osmaniye, Hatay, Kilis, Malatya, Sanliurfa, Diyarbakir dan Gaziantep.
Turkiye Rawan Gempa, WNI Lakukan Hal Ini
Saat gempa dahsyat terjadi di Turkiye Selatan, gempa juga melanda wilayah lain. Di provinsi Antalya, Barat Daya Turkiye, terjadi tiga kali gempa dengan kekuatan antara Magnitudo 3,3 sampai 4,0 (sumber: volcanodiscovery.com). Sebelumnya, provinsi ini juga sempat diguncang gempa, pada 25 Januari 2023.
“Pukul 15.37 waktu Turkiye, gempa Magnitudo 5,7 di Antalya. Saat itu saya mendapat notifikasi dari Google. Lalu 2-3 detik setelah notifikasi, saya merasakan getaran. Lampu gantung di ruang tamu dan dapur bergoyang lumayan lama, tapi saya berusaha tidak panik dan tetap di rumah karena getarannya tidak terasa kuat.” Ujar Laili, Warga Negara Indonesia yang menetap di distrik Kepez, kota Antalya.
Laili tinggal di apartemen tujuh lantai, yang bangunannya sudah berusia 30 tahun lebih. Tingginya potensi gempa bumi di Turkiye, membuat Laili lebih waspada. Ibu satu anak inipun menyiapkan tas siaga bencana, berisi dokumen-dokumen penting seperti paspor, KTP Indonesia, buku nikah, Kartu Izin Tinggal Turki (Ikamet), buku catatan penting dan pulpen.
Laili juga menaruh obat-obatan, selimut, pakaian anak dan pribadi, senter, pembalut/ daily pad dan perlengkapan mandi di dalam tas siaga bencana. Untuk mengantisipasi gempa yang terjadi malam hari, Laili menyiapkan senter, peluit dan air minum di samping tempat tidur.
Ervirianda Esmer, WNI di Istanbul juga menyiapkan tas siaga bencana, yang isinya kurang lebih sama dengan Laili. Untuk menghadapi situasi darurat, ibu dua anak ini berbagi langkah sederhana yang bisa kalian tiru.
“Saat tidur, upayakan memakai pakaian panjang, biasakan meletakkan kunci rumah, motor, mobil di satu tempat yang mudah dilihat dan diambil. Meletakkan jaket, jilbab, sepatu di dekat pintu keluar. Jika punya mobil, taruh beberapa keperluan seperti selimut, air, baju dan lain-lain.”
Berada jauh dari tanah air, dibayang-bayangi bencana alam, tentu jadi mimpi buruk setiap orang. Karenanya, penting untuk menyimpan nomor kontak KBRI, KJRI, satgas WNI dan nomor telepon sesama WNI.
“Berhubungan baik dengan keluarga suami, teman suami dan tetangga. Karena mereka orang pertama yang akan saya minta pertolongannya”. Ujar Laili, menutup wawancara dengan Z Creator di Turkiye, Elisa Oktaviana.
Artikel Menarik Lainnya: