Rasa Bosan Dinilai Jadi Alasan Utama Warga Berani Beraktivitas Meski Pandemi Belum Reda

- Selasa, 9 Juni 2020 | 20:54 WIB
Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta, Senin (8/6/2020). (INDOZONE/Febio Hernanto)
Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta, Senin (8/6/2020). (INDOZONE/Febio Hernanto)

Sudah tiga bulan kasus Covid-19 terus ditemukan di Tanah Air. Awal mula terjadinya kasus, sebagian besar masyarakat memilih untuk berdiam diri di rumah agar terhindar dari infeksi virus corona baru atau SARS-CoV-2. 

Namun sekarang, di saat angka kasus semakin bertambah banyak, semakin banyak pula masyarakat yang beraktivitas di luar rumah. Tindakan masyarakat yang mulai berani kembali beraktivitas di luar rumah padahal jumlah kasus Covid-19 semakin bertambah banyak menjadi sorotan banyak pihak. 

Beberapa ada yang menganggap jika masyarakat sudah mulai tidak peduli dengan virus SARS-CoV-2. Namun, psikolog klinis dewasa Catharina Indah Sri Gunarti, M.Psi mengatakan ada sejumlah hal yang membuat masyarakat bertindak demikian.

"Pertama adalah rasa bosan. Budayawan Ridwan Saidi mengatakan, di Indonesia budayanya ketika ada isu yang ramai itu akan heboh banget tapi hanya selama dua bulan pertama. Setelah dua bulan orang-orang itu enggak peduli, bosan, enggak mau termakan dengan isu," kata Indah kepada Indozone saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (9/6/2020).

Lebih jauh Indah menjelaskan, isu Covid-19 ini sudah ada selama tiga bulan. Di bulan pertama masyarakat masih melakukan tahap penyesuaian. Lalu di bulan kedua, masyarakat mulai mencari tahu segala informasi tentang Covid-19 di berbagai aspek.

"Segala macam tentang Covid-19 dicari tahu. Dua bulan sudah mulai bosan, enggak peduli," kata Indah.

-
Ilustrasi petugas menertibkan warga yang tidak menggunakan masker. (Foto: ANTARA/Dedhez Anggara)

Selanjutnya adalah pola perilaku masyarakat yang mengikuti lingkungan sosialnya. Jika lingkungan di sekitar masyarakat tidak lagi menunjukkan kewaspadaan yang tinggi terhadap Covid-19, maka hal itu bisa berdampak pada masyarakat itu sendiri. Akhirnya masyarakat mengikuti untuk melakukan tindakan tersebut.

Selain itu ada ketidakpercayaan masyarakat terhadap Covid-19 menyangkut hasil tes. Seperti yang diketahui, rapid test gencar dilakukan untuk mendeteksi masyarakat yang terinfeksi virus SARS-CoV-2.

Namun kemudian dikatakan hasil rapid test reaktif belum tentu hasil tes swab PCR positif Covid-19, begitu juga sebaliknya. Inilah yang memicu ketidakpercayaan dan membuatnya seolah cuek dengan pandemi. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

Ada dari Sumatra, Ini 3 Smart City di Indonesia

Minggu, 28 April 2024 | 11:35 WIB

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB
X