Selama pandemi virus corona, pola hidup masyarakat berubah total. Kebijakan lockdown atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat tatap muka jadi berkurang, tergantikan dengan pertemuan daring alias online.
Hal itu juga dialami mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Saat mengobrol dengan Indozone, Senin (29/6/2020), mereka mengungkapkan pengalamannya selama kuliah online.
Mereka menilai kuliah online kurang efektif. Alasannya, ada beberapa materi atau bahan ajar yang kurang dimengerti.
Selain itu, praktek yang dilakukan di lapangan, terpaksa tak dilakukan. Akhirnya, membuat mahasiswa menjadi bingung.
"Menurut saya kurang efektif. Ada juga dosen yang hanya memberikan tugas tapi nggak kasih materi. Jadi, kita sama sekali kurang paham," kata Nurul Fatimah, seorang mahasiswi di perguruan swasta di Jakarta.
Hal senada juga diungkapkan Aldri. Ia mengatakan, pandemi virus corona kurang lebih berlangsung hampir 1 semester ini akhirnya, membuat mahasiwa merasa waktu belajarnya kurang maksimal.
"Emang sih, lagi masa pandemi seperti ini. Kurang lebih hampir 1 semester. Menurut saya, sama sekali kurang efektif. Kalau tatap muka langsung kan, kita jadi paham," ungkap Aldri.
Hal itu juga dialami Muh. Ryan. Dia merasa kuliah online selain kurang efektif juga nggak produktif.
"Harusnya ada kelas yang praktik kan. Tapi malah dilakukan di rumah. Jadi, yah kurang produktif," tambah Ryan.
Berharap Cepat Berlalu
Menurut Husein, mahasiswa PTS di Indonesia, menyebutkan kalau bertemu secara langsung bisa lebih mudah memahami mata kuliah dari dosen.
"Kalau kuliah online itu banyak sekali misscommunication. Lebih enak kalau langsung. Di online kayak banyak nggak nyambung," sebutnya.
Mahasiswa berharap pandemi virus corona cepat berakhir. Jadi, mereka bisa kembali melakukan kegiatan seperti semula, termasuk masuk kelas untuk tatap muka langsung dengan dosen. Dengan cara itu, proses perkuliahan pun jadi lebih efektif.
