Ngomongin budi daya pastinya enggak jauh dari yang namanya profit. Seperti budidaya burung ocehan dan ikan konsumsi.
Namun apa jadinya kalau kamu mendengar budi daya serangga?
Purwanto, pria yang hobi mendaki gunung ini justru punya hobi lain yang enggak biasa, yakni budi daya serangga. Hobinya ini berawal saat dirinya naik gunung dan sering menemukan banyak jenis serangga.
Dari situlah ia tertarik dan ingin mengenal lebih jauh serangga-serangga yang ia temui.
Saat ditemui di rumahnya di kawasan Jalan Gunung Payung, Desa Padangsambian Kelod, Denpasar, Bali, ia tengah asyik ‘bermain’ dengan serangga-serangga kesayangannya. Lahan budi dayanya sederhana saja, karena memanfaatkan halaman belakang rumahnya.
Ada tiga spesies serangga yang dibudi dayakan Purwanto, yakni jenis phasmid, mantis, dan jenis kumbang.
Rata-rata serangga tersebut sudah jarang ditemukan di alam.
Bahkan, beberapa serangga yang sudah mati ia awetkan agar jika nanti ada yang membutuhkan dirinya bisa membantu.
Purwanto mengaku sudah melakukan kegiatan ini selama empat tahun belakangan. Enggak jarang beberapa mahasiswa pertanian melakukan penelitian ke rumahnya.
Keinginan membudidayakan serangga semakin besar sebab dirinya hidup di perkotaan, di mana lahan hidup serangga semakin kecil karena banyak lahan beralih fungsi. Namun ia baru tahu ternyata ada lho beberapa jenis serangga di perkotaan, namun munculnya saat malam hari.
Dari sini lah keinginan Purwanto semakin menggebu untuk tetap melestarikan serangga biar enggak punah.
“Memelihara serangga enggak rumit. Karena pakannya dari daun bambu, mawar dan untuk spesies mantis memakan serangga.” Kata Purwanto kepada Tim IDZ Creators.
Ia menceritakan spesies serangga paling banyak ia temukan di kawasan Gunung Batukaru. Sebab dirinya sudah keliling Bali untuk berburu serangga dan ternyata habitat terbanyak ada di Batukaru.
“Hampir semua hutan atau pegunungan di Bali saya jajal untuk mencari jenis serangga ini. Dan memang paling banyak ada di Gunung Batukaru,” kata lulusan IT ini.
