Cegah Anak Jadi Korban Kekerasan Seksual, Ini yang Perlu Dilakukan Orangtua

- Jumat, 10 Juli 2020 | 10:31 WIB
Ilustrasi anak perempuan. (freepik/user18526052)
Ilustrasi anak perempuan. (freepik/user18526052)

Kasus kekerasan seksual pada anak masih terus terjadi hingga saat ini. Pelakunya pun bisa siapa saja dan bahkan mungkin orang terdekat. Untuk itulah orangtua harus terus meningkatkan kewaspadaan pada anak-anaknya.

Selama ini sebagian besar masyarakat kerap menghubungkan kasus kekerasan seksual pada anak dengan pedofilia. Namun menurut psikolog klinis Inez Kristanti, M.Psi, secara psikologis, pedofilia dan pelaku pelecehan seksual terhadap anak tidak bisa selalu disamakan.

Seorang pedofilia bisa saja memiliki dorongan seksual terhadap anak kecil, tetapi tidak merealisasikan dorongannya ke dalam perilaku. Sebaliknya, orang yang melakukan pelecehan seksual kepada anak di bawah umur belum tentu memenuhi kriteria diagnosa pedofilia.

"Oleh karena itu, penting untuk dipahami bahwa sama halnya dengan gangguan psikologis lainnya, diagnosa pedophilic disorder hanya bisa dilakukan oleh mental health professional (psikolog atau psikiater) setelah dilakukan pemeriksaan kepada orang yang bersangkutan," kata Inez kepada Indozone saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat (10/7/2020).

-
Ilustrasi anak perempuan. (freepik/freepic.diller)

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, pedofilia adalah ketertarikan seksual terhadap anak pra-pubertas yang sifatnya menetap dalam diri individu. Seseorang bisa dikatakan memiliki pedophilic disorder jika memenuhi beberapa kriteria. Selain itu, ada beberapa penyebab yang bisa membuat seseorang menjadi pedofilia. Entah itu faktor biologis, psikologis, maupun sosial.

Inez menambahkan, untuk menentukan apakah seseorang merupakan seorang pedofilia atau bukan, perlu melibatkan hal-hal yang tidak kasat mata. Sebab kembali lagi, penegakan diagnosa pedophilic disorder hanya bisa dilakukan oleh mental health professional.

Kendati demikian, segala bentuk pelecehan seksual kepada anak tidak bisa dibenarkan. Oleh karena itu, orangtua perlu membantu menjaga anak dari kemungkinan kekerasan atau pelecehan seksual.

"Misalnya dengan memberikan pendidikan seksualitas kepada anak sejak dini yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Selain itu evaluasi juga safety measures yang ditetapkan sekolah atau daycare anak untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual kepada anak," pungkas Inez.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X