Hari ini umat Islam mulai menjalani puasa di bulan Ramadan. Tentunya tidak mudah untuk berpuasa di hari pertama karena tubuh masih membutuhkan penyesuaian. Terutama mereka yang memiliki masalah pada kesehatannya.
Menurut akademisi dan praktisi klinis Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, bagi umat Islam yang memiliki penyakit kronis seperti maag, diabetes melitus, dan penyakit kronis lainnya tetap bisa berpuasa. Namun tentu ada hal-hal yang diperhatikan.
"Mereka yang sakit maag kronis, diabetes melitus kronis tanpa insulin dan gula darah terkontrol dengan obat, serta berbagai penyakit kronis bisa berpuasa, asalkan penyakitnya terkontrol sesuai," kata Prof Ari kepada Indozone saat dikonfirmasi, Jumat (24/4/2020).
Lebih lanjut dalam keterangan resminya, Prof Ari menerangkan 11 kelompok pasien yang tidak dianjurkan untuk berpuasa di bulan Ramadan ini. Dirinya berharap agar umat Islam yang memiliki anggota keluarga yang masuk kelompok pasien tersebut membantu mengingatkan. Tujuannya agar tidak mengalami gangguan kesehatan yang semakin berat.
"Sebaliknya, pada masyarakat yang tidak masuk kelompok tersebut harusnya bisa melaksanakan puasa Ramadan dengan sebaik-baiknya," ujar Prof Ari.
Berikut 11 kelompok pasien yang tidak dianjurkan berpuasa di bulan Ramadan karena kondisi kesehatannya.
- Pasien dalam perawatan rumah sakit dan dalam keadaan di infus, baik infus cairan maupun makanan. Begitu juga pasien yang sedang mendapat transfusi darah. Sebab pemberian infus makanan dan darah membatalkan puasa. Hal ini juga berlaku bagi pasien Covid-19 yang sedang dirawat.
- Pasien yang sedang dalam infeksi akut misalnya radang tenggorokan berat, demam tinggi, diare akut, pneumonia, infeksi saluran kencing, infeksi lain yang menyebabkan demam tinggi, dan pasien virus corona.
- Seseorang yang memiliki migrain atau vertigo dan penyakitnya kambuh saat berpuasa. Kondisi sakitnya akan bertambah buruk jika tidak segera makan atau minum obat.
- Pasien dengan gangguan pernafasan akut seperti asma akut dan penyakit paru obstruksi kronis yang berat.
- Pasien jantung dengan gagal jantung.
- Pasien sakit maag yang penyakitnya kambuh dan sedang dalam keadaan akut. Misalnya muntah-muntah dan nyeri hebat sampai keluar keringat dingin.
- Pasien kanker yang sedang dalam pengobatan atau belum diobati.
- Pasien dengan gangguan liver kronis lanjut misalnya sirosis hepatis grade B atau C.
- Pasien dengan gagal ginjal kronis yang sedang menjalani cuci darah atau peritoneal dialisis.
- Pasien kencing manis (diabetes melitus) apabila gula darahnya belum terkontrol. Kalau pun terkontrol, harus diperhatikan kebutuhan insulinnya masih tinggi atau tidak (lebih dari 40 U per hari).
- Orang tua usia lanjut yang mengalami pikun (Alzhaimer) karena sulit mengingat apakah sudah makan atau sudah minum.
Hukum Berpuasa saat Sakit
Sementara itu, di Al-Quran sudah ada hukum berpuasa bagi orang sakit yang tertulis pada surat Al-Baqarah ayat 184.
"Ayyamam ma'dudat, fa mang kana mingkum maridan au 'ala safarin fa 'iddatum min ayyamin ukhar, wa 'alallazina yutiqunahu fidyatun ta'amu miskin, fa man tatawwa'a khairan fa huwa khairul lah, wa an tasumu khairul lakum ing kuntum ta'lamun,"
Artinya,
"(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
