Hasil Tes Swab 2 Kali Negatif, Pasien Virus Corona Belum Tentu Boleh Pulang

- Selasa, 21 April 2020 | 13:23 WIB
Petugas medis menunjukkan alat swab spesimen saat swab test secara drive thru. (ANTARA FOTO/Fauzan).
Petugas medis menunjukkan alat swab spesimen saat swab test secara drive thru. (ANTARA FOTO/Fauzan).

Dua orang pasien virus corona (Covid-19) di Jawa Timur meninggal dunia seusai dinyatakan sembuh atau hasil pemeriksaan swab laboratorium dua kali negatif virus corona baru. Salah seorang pasien diketahui memiliki penyakit penyerta sebelum terinfeksi yakni asma dan penyakit jantung. 

Menurut dokter spesialis paru DR. dr Agus Dwi Susanto, Sp.P (K), FISR, FAPSR, kondisi tersebut mungkin saja terjadi. Dijelaskan olehnya, definisi sembuh yang saat ini dipakai untuk pasien Covid-19 adalah hasil tes swab laboratorium dua kali negatif virus corona baru. Hanya saja hasil laboratorium belum tentu menunjukkan kondisi klinis pasien.

"Misalnya pasien Covid-19 punya penyakit jantung, swab dua kali negatif, lalu pulang. Tapi ternyata fungsi jantungnya belum optimal, belum stabil, yang ada di rumah serangan jantung. Penyakit Covid-19 memang sudah sembuh, tapi pasien bisa meninggal karena serangan jantung," kata dr Agus kepada Indozone saat dihubungi melalui sambungan telepon. 

Oleh karenanya, dokter yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu mengatakan, pasien Covid-19 yang memiliki penyakit penyerta sebelum diperbolehkan pulang harus dilihat dulu kondisi klinisnya. 

Apabila secara klinis kondisi pasien belum stabil namun memilih pulang, maka kondisinya bisa memburuk ketika di rumah. Untuk itu, keputusan memulangkan pasien ada di tangan dokter yang merawatnya usai menilai kondisi klinis.

"Contoh pasien hasil swab dua kali negatif tapi masih sesak napas, enggak bisa lepas dari oksigen, berarti pasien itu belum bisa pulang. Jadi harus dilihat kondisi klinis juga ketika pasien mau pulang, jangan hanya berdasarkan hasil swab negatif," ujar dr Agus.

Dirinya menekankan, kondisi klinis pasien harus benar-benar diperhatikan sebab berpengaruh pada proses penyembuhan. Ada indikator atau parameter klinis yang digunakan oleh dokter sebelum mengizinkan pasien pulang, meskipun hasil swab test dinyatakan negatif.

"Secara protokol, pasien dinyatakan boleh pulang kalau kondisinya stabil. Contoh pasien tidak sesak, frekuensi napas di bawah 25, tidak demam, kemudian saturasi oksigen sudah normal di atas 95. Kondisi-kondisi itu adalah parameter klinis pasien dikatakan stabil," pungkas dr Agus.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X