Ahli Sebut Vaksin Bisa Mengurangi Tingkat Keparahan Gejala Covid-19

- Jumat, 2 Juli 2021 | 06:29 WIB
Ilustrasi vaksin. (Pexels/Cottonbro)
Ilustrasi vaksin. (Pexels/Cottonbro)

Vaksin Covid-19 mungkin tidak mencegah seseorang terinfeksi virus corona. Namun menurut para ahli, vaksin Covid-19 dapat mengurangi keparahan gejala Covid-19. Temuan para ahli ini dipublikasikan di situs Kementerian Kesehatan Singapura (MOH).

Dilansir dari Channel News Asia, dari 610 kasus lokal yang dilaporkan sejak 28 April yang belum menerima dosis vaksin apapun, 9,2 persen mengembangkan penyakit serius. Mereka juga membutuhkan suplementasi oksigen atau masuk ke unit perawatan intensif (ICU). Sementara itu, enam orang meninggal karena komplikasi Covid-19.

Sebaliknya, tidak ada kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan dari kumpulan 289 pasien yang telah menerima satu atau dua dosis vaksin.

Dalam penelitian tersebut, diketahui bahwa proporsi pasien yang mengembangkan penyakit serius juga lebih rendah pada kelompok yang divaksinasi sebagian, dengan 7,3 persen pasien yang telah menerima satu dosis vaksin yang membutuhkan oksigen tambahan atau masuk ke ICU.

Sedangkan mereka yang telah mendapatkan vaksin lengkap, hanya satu persen yang membutuhkan oksigen tambahan.

Saat ini varian Covid-19 Delta muncul di berbagai belahan dunia. Menurut ahli di Singapura, varian Delta menyebabkan kesehatan yang memburuk terkait usia. Semakin tua seseorang, semakin tinggi risiko penyakit parah, menurut Profesor Le Yee Sin, direktur eksekutif NCID.

"Berdasarkan pengamatan kami sejauh ini, tidak ada individu yang divaksinasi yang perlu diventilasi secara mekanis, sangat kontras dengan mereka yang tidak divaksinasi," katanya.

Dalam menghadapi varian Delta, lanjutnya, para peneliti terus mengamati lebih sedikit kasus bergejala dan lebih sedikit kasus parah di antara mereka yang divaksinasi bahkan pada kelompok usia yang lebih tua.

BACA JUGA: Bayi 5 Bulan Ini Menderita Kondisi Langka yang Menyebabkan Tubuhnya Menjadi Batu

Berdasarkan kasus lokal yang dilaporkan sejak 11 April lalu, rata-rata lama rawat inap di rumah sakit akut adalah lima hari untuk pasien yang divaksinasi lengkap dan delapan hari untuk pasien yang tidak divaksinasi lengkap.

"Dalam banyak kasus, rawat inap di rumah sakit memungkinkan beberapa tes diselesaikan untuk memastikan status infeksi individu dan menjaga pasien cukup lama untuk memeriksa bahwa kondisi mereka tidak mungkin memburuk," kata perwakilan MOH.

Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung juga menyampaikan bahwa sebuah penelitian lokal yang menganalisis 29.000 orang yang dikarantina di Singapura termasuk mereka yang tidak divaksinasi, menemukan bahwa vaksin Covid-19 menawarkan sekitar 79,1 persen perlindungan terhadap penyakit.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

X