Di Indonesia, kolak identik sebagai hidangan berbuka puasa. Kalau di Turki, beda cerita. Negara yang terletak di dua benua ini punya ragam hidangan legit khas Ramadhan, salah satunya adalah Lokma.
Terbuat dari adonan donat, namun lebih encer dan tanpa ragi. Setelah digoreng sampai berwarna kecokelatan, Lokma dicelupkan ke dalam sherbet yaitu campuran air lemon, gula dan air. Rasanya legit, tekstur luarnya renyah, bagian dalamnya lembut.
Di beberapa daerah di Turki, ada pula Lokma berisi keju tanpa campuran sherbet. Lokma bisa ditemukan di pinggir jalan, toko-toko roti hingga restoran. Selama Ramadan, penjual Lokma musiman bermunculan.
Biasanya mereka mulai menggelar lapak, sore menjelang waktu berbuka puasa. Kudapan ini dijual per porsi atau per kilogram dengan kisaran harga Rp35 ribu.
Bentuk Lokma seperti donat versi mini, ada pula yang bulat tanpa lubang di tengah. Saat Ramadan, Lokma jadi hidangan penutup yang disantap bersama teh atau kopi. Lokma memiliki tempat penting dalam budaya Turki.
Kudapan tradisional ini kerap disajikan dalam acara-acara spesial seperti perayaan keagamaan, pesta pernikahan, sampai selamatan kematian.
Umumnya, orang Turki membagi-bagikan Lokma di pintu keluar masjid untuk memperingati kematian sanak keluarganya. Mereka berharap doa baik untuk almarhum dari orang-orang yang menerima Lokma.
Dalam bahasa Turki, Lokma berarti ‘menggigit’. Di masa Kekaisaran Ottoman, selama berabad-abad Lokma jadi hidangan penutup di istana dan sajian spesial saat hajatan sunat.
Dari istana, Lokma populer seantero Turki. Makanan Sultan inipun bisa dinikmati berbagai kalangan. Resep Lokma paling awal, ditemukan dalam buku masak Arab abad ke-13. Aslinya, kudapan ini bernama ‘Luqmat al-Qadi’ yang berarti potongan hakim.
Nama ini mengacu pada profesi terhormat dalam masyarakat Muslim. Selain di Turki dan negara-negara Timur Tengah, Lokma juga populer di Yunani.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini
