Di Indonesia ketan bakar di setiap daerah punya nama yang berbeda-beda. Jika masyarakat Sunda menyebutnya Ulen dan di Pontianak disebut Pengkang, beda lagi di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Masyarakat Bugis menyebutnya Gogos.
Di Kabupaten Barru, tepatnya di Desa Mallawa, Kecamatan Mallusetasi penjual kuliner ini berjejer rapi di jalur Trans Sulawesi. Ada puluhan penjual Gogos yang siap memanjakan pengendara yang kebetulan melintas sebelum melanjutkan perjalanan.
"Kalau lewat sini pasti mampir, soalnya enak dan murah. Cuma Rp10 ribu sudah makan gogos dua dan telur asin satu,” ujar Fikram salah satu pengendara yang akan menuju Makassar dari kampung halamannya di Tana Toraja.
Kuliner berbahan dasar beras ketan ini dibakar dengan santan dan dibungkus daun pisang. Gogos, bahkan menjadi salah satu kuliner tertua di Tanah Bugis. Konon jadi bekal bagi perantau saat akan berlayar ke pulau lain.
Gogos hingga kini menjadi bekal wajib bagi nelayan di wilayah pesisir Barru saat akan mencari ikan. Biasanya Gogos ini laku keras saat musim liburan, dimana pelanggannya sengaja membeli banyak untuk bekal ke tempat wisata.
“Kalau hari libur biasa ada yang pesan banyak, sampai 100 bijji untuk dibawa pulang. Kalau hari biasa yang beli biasa makan di sini saja,” ujar Imma, salah satu penjual Gogos kepada Rudi Hartono, Tim Z Creators, Minggu (24/7/2022).
Berbeda dengan lemper, Gogos khas bugis ini memang tidak punya isian. Biasanya dimakan dengan telur asin atau dengan sambal khas Bugis peco-peco. Harga perbijinya mulai Rp2.000 hingga Rp3.000 saja.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.