Kelompok pribumi di Skandinavia utara, yaitu masyarakat Sami telah lama mengandalkan kulit pohon pinus dan birch sebagai makanan pokok.
Praktik menggunakan kulit kayu, khususnya bagian dalam yang dikenal sebagai floem ini terbukti penting sebagai bahan makanan.
Di Finlandia, tepung kulit kayu pinus dikenal dengan nama pettujauho dan menghasilkan roti kulit kayu pinus yang disebut pettuleipa.
Makanan ini menjadi cukup lazim di masa-masa kelaparan selama dua tahun pada akhir abad ke-16.
Karena membutuhkan pengganti biji-bijian, pembuat roti kemudian menumbuk kulit kayu kering untuk menjadi tepung.
Kulit kayu pinus bagian dalam di keringkan dan dipanggang, dimasukkan ke dalam kantong dan ditumbuh hingga menjadi bubuk.
Baca Juga: Batang Pisang, Bahan Makanan Kurang Populer yang Lezat dan Kaya Manfaat
Penjatahan makanan pada masa perang di abad ke-20 juga membuat para juru masak sekali lagi menambahkan tepung mereka dengan kulit kayu.
Tepung kulit kayu mengandung lebih banyak seng, magnesium dan zat besi daripada yang ditemukan dalam gandum serta penuh dengan serat.
Kulit pohon di Finlandia, adalah makanan hutan yang secara historis memainkan peran penting sebagai sumber nutrisi darurat di saat kelaparan.