Sebelum viral dan digandrungi bocah-bocah di Indonesia, lato-lato pernah menggemparkan Amerika Serikat dan Inggris. Bahkan mainan yang sangat mirip dengan senjata koboi Argentina ini sampai menimbulkan kekacauan sosial.
Dikutip dari Nationalgeographic, di negara barat lato-lato memiliki banyak nama. Mainan ini kerap disebut sebagai klackers, clackers, klik-klaks, whackers, bangers, ataupun knockers yang sempat sangat terkenal pada periode 1960-an hingga 1970-an awal.
Demam ‘lato-lato’ saat itu pun melanda anak-anak di Torquay, sebuah kota kecil di Inggris. Namun sayangnya, mainan ini kemudian disalahgunakan sehingga menimbulkan kekacauan sosoal.
Baca juga: Viral! Momen Lucu Jokowi Main Lato-Lato Bareng Ridwan Kamil, Kalah Skill Sama Bocil
Hal ini dikarenakan lato-lato atau klackers memiliki desain yang sangat mirip dengan boleadoras atau bolas, senjata pilihan untuk gaucho, koboi Argentina.
Timbulkan Korban
Mainan ini rentan digunakan untuk tindakan kekerasan di taman bermain. Orang-orang di Inggris pun mulai melihat banyak anak-anak yang terluka, bahkan beberapa di antaranya sengaja dilukai. Sehingga mendorong banyak sekolah di Inggris melarang murid-muridnya membawa dan memainkan klackers.
Selain itu, ada juga kesalahan desain dasar pada mainan ini yang mengakibatkan ‘lato-lato’ kadang meledak dan menyebabkan sejumlah cedera saat pecahannya terbang dari talinya.
Para pengguna lain juga menemukan bahwa bola plastik keras yang bergerak cepat sebenarnya bisa mematahkan tulang anak-anak.
Alhasil menanggapi kekhawatiran nasional tersebut, pada tahun 1971 Departemen Dalam Negeri Inggris (Home Office) meluncurkan penyelidikan apakah mainan ini harus dilarang sepenuhnya.
Baca juga: Viral Di Tiktok, Apa itu Lato-Lato? Ini Penjelasan Lengkapnya
Kemudian pada tahun 1972 kegemaran terhadap mainan itu berakhir dengan tiba-tiba. Produsen klackers utama, James dari Inggris, dipaksa untuk memberhentikan 170 pekerja dan tersisa 400.000 klackers di gudang mereka.
Di Amerika, klackers secara resmi dilarang pada tahun 1985 dan termasuk dalam daftar '10 Mainan Anak-Anak Terlarang Paling Berbahaya Amerika Serikat Sepanjang Masa'. Lantas bagaimana dengan di Indonesia, akankah tren lato-lato berakhir sama?
