Untuk menemukan cara terbaik untuk mengukur plastik tersembunyi dan berpotensi berbahaya di kotoran manusia, selama studi baru-baru ini, para ilmuwan melakukan penelitian mengenai air limbah.
Studi itu dipublikasikan di jurnal Analytical and Bioanalytical Chemistry. Karena cara miktoplastik diukur dan dihitung bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, tidak adanya pemahaman yang disepakati mengenai bobot masalahnya.
Sampai para ilmuwan dapat menyetujui salah satu cara untuk mengukurnya, kehidupan di darat dan laut akan terus menelan entah berapa banyak plastik, memengaruhi kesehatan selama beberapa generasi.
Sebuah studi yang dilakukan University of Portsmouth, meneliti sebuah metode, menggunakan larutan kimia yang disebut dengan 'pereaksi Fenton' untuk hilangkan bahan organik dari limbah. Dia menemukan itu mempunyai keuntungan yang signifikan dalam waktu pemrosesan dan biaya daripada metode pengujian lain yang tersedia saat ini.
"Pencernaan multipel dengan reagen Fenton melibatkan pencampuran limbah dengan hidrogen peroksida dan besi sulfida beberapa kali untuk memecah bahan organik. Ketika diikuti dengan pemisahan kepadatan, di mana Anda melepaskan plastik dari yang lainnya, ini memberikan sampel yang lebih bersih sehingga ukuran dan jenis plastik mikro dapat ditentukan dengan gangguan yang jauh lebih sedikit. " ungkap Peneliti Senior Biofgeokimia di University of Portsmouth, Dr Fay Couceiro.
"Memiliki beberapa gagasan tentang jumlah mikroplastik di lingkungan adalah kunci untuk memahami dan menghentikan potensi dampak berbahaya yang dapat ditimbulkan oleh kategori baru polutan yang muncul ini terhadap kehidupan di bumi. . Kebutuhan akan protokol yang kuat, sederhana dan dapat diandalkan bersama dengan standarisasi mereka sangat penting dalam memerangi polusi plastik." ungkap Direktur Insiatif Revolusi Plastik Universitas, Profesor Steve Fletcher.
