Pernah membayangkan tinggal di kota pesisir dengan pemandangan laut dan tebing serta desain bangunan tempat tinggal yang nyaman nan estetik? Sidi Bou Said menawarkan semuanya itu.
Sidi Bou Said adalah salah satu kota paling estetik di Tunisia dan Benua Afrika Utara. Letaknya hanya sekitar 20 km dari Tunis, Ibu Kota Tunisia. Untuk ke sana dapat dengan mudah diakses dengan kendaraan umum.
Sepintas ada kesamaan antara Sidi Bou Said dengan Santorini atau Chefchaouen. Kesamaannya terletak kepada estetik bangunan ditambah warna biru dan putih yang sangat dominan.
Sudah ratusan tahun, kota kecil ini dikenal telah menarik seniman, musisi, penulis, dan kaum borjuis. Dengan rumah tepi tebing yang dicat biru dan putih, siapapun pasti akan jatuh cinta.
Nama Sidi Bou Said diambil dari nama seorang sufi asal Tunisia, pada abad ke-12. Ia tiba di desa yang awalnya bernama Jabal el-Menar dan mendirikan tempat suci sampai ia meninggal pada 1231.
Dulunya Sidi Bou Said enggak diwarnai seragam seperti sekarang. Adalah Rodolphe d'Erlanger, bangsawan asal Prancis yang memperkenalkan konsep tema biru-putih sebagai warna khasnya pada 1920-an.
Menurutnya biru dan putih adalah warna alam. Apa pun yang ada di Sidi Bou Said adalah kembali pada alam. Rumah mewah bangsawan dinamai Dar Nejma Ezzahra atau diartikan “rumah bintang dari Venus“.
Rumah tersebut saat ini dijadikan museum dan dibuka untuk umum. Setiap gang-gang kecil di Sidi Bou Said memberikan inspirasi bagi banyak orang,. Enggak heran kalau banyak pelukis dari Eropa yang menghabiskan hidupnya di sana untuk berkarya.
Sebut saja Paul Klee dan Gustave-Henri Jossot, pemikir asal Prancis dan seniman karikatur dari Prancis yang menetap di Sidi Bou Said dan menjadi mualaf pada 1913.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.