Jalan sepanjang 7 km menuju distrik Acipayam di provinsi Denizli, Turki, lengang. Hanya satu-dua kali terlihat warga melintas dengan traktornya. Mereka baru kembali dari kebun-kebun delima dan quince, yang siap dipanen musim gugur ini. Distrik Acipayam memang engga sepopuler Pamukkale “kastil kapas” dan Hierapolis, tempat wisata yang juga berada di Provinsi Denizli.
Distrik kecil ini hanya punya beberapa spot wisata, yaitu kebun lavender, canyon alias ngarai dan Masjid Yazir Acipayam yang terkenal dengan dekorasi uniknya.
Masjid berjarak sekitar 76 kilometer dari pusat kota Denizli. Engga ada transportasi umum menuju ke sana. Penunjuk jalan menuju masjid hanya ada satu, di jalan raya provinsi.
Di alun-alun, ada beberapa masjid yang jaraknya berdekatan. Tapi, Masjid Yazir Acipayam gampang dikenali, karena arsitekturnya berbeda dengan masjid-masjid klasik Turki, yang menggunakan struktur berbasis kubah, mirip Hagia Sophia.
Masjid Yazir Acipayam dibangun tahun 1802, oleh Haci Omer Aga. Karenanya, dikenal juga dengan sebutan Masjid Haci Omer Aga.
Fitur yang paling menonjol dari bangunan masjid adalah pilar-pilar kayu, ciri khas gaya arsitektur masjid abad ke-13, di era Dinasti Seljuk. Dinasti ini merupakan pendiri kekaisaran Islam pertama di Turki.
Masjid Yaz?r Acipayam berbentuk persegi panjang. Eskteriornya terkesan sederhana. Begitu masuk ke dalam dalam masjid, vibesnya mirip di galeri seni. Penuh ornamen yang menyegarkan mata.
Masjid terdiri dari lantai utama dan mezzanine. Mihrabnya ditopang enam tiang kayu. Dinding dan langit-langitnya dihiasi lukisan benda mati, pohon, bunga mawar, anyelir dan tulip, cengkeh, anggur, pir, apel, delima dan semangka.
Lukisan terinspirasi hasil alam yang tumbuh di distrik Acipayam. Beberapa lukisan kaligrafi juga menghias dinding, namun engga dominan.
Baca Juga: 99 Persen Muslim, Orang Turki Memperlakukan Anjing Liar dengan Sangat Baik, Kok Bisa?
Masjid Yazir Acipayam yang penuh lukisan di dinding dan langit-langitnya, menjadi contoh arsitektur paling populer di masanya. Masjid berusia 220 tahun ini sempat direnovasi dan dicat ulang. Tapi arsitektur dan semua fitur dekoratif asli, engga diubah sama sekali.
Di Turki, masjid seperti ini udah sangat langka. Engga heran, ribuan turis domestik dan mancanegara sengaja datang ke sini setiap tahunnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Jarang Diketahui, Ternyata Ada Sisi Lain di Istanbul yang Bikin WNI Geleng Kepala