Demi mendukung pergerakan ekonomi daerah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI menyatakan akan kembali fokus pada pengembangan potensi desa wisata dan homestay.
Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Pemasaran Pariwisata Regional I Area I Kemenparekraf Taufik Nurhidayat, Jumat (2/4/2021).
"Menparekraf kembali concern untuk menggeliatkan sektor ini untuk mendongkrak ekonomi daerah melalui desa wisata dan homestay," kata Taufik dikutip dari Antara.
Dia menejalaskan, di era pandemi memang terjadi penurunan okupansi di hotel maupun tempat tinggal sementara, hingga 70-90 persen.
Di kuartal ketiga dan keempat tahun 2020 sudah mulai menunjukkan peningkatan, namun memang tidak begitu signifikan dan perlu didorong lagi.
Lebih lanjut lagi, dia berharap setelah adanya vaksinasi hingga 70 persen dan membentuk kekebalan komunal (herd immunity), bisa membangkitkan lagi sektor pariwisata, khususnya di daerah, yang salah satunya desa wisata.
"Sebenarnya program ini sudah berjalan cukup lama. Kementerian mulai menangani pelatihan manajemen desa wisata, penguatan promosi, dan lebih difokuskan ke sana untuk ekonomi desa, ekonomi kerakyatan yang terus mengalir," tambahnya.
"Kami selalu mengunjungi desa wisata tiap kali ada agenda famtrip dan sejenisnya, untuk mendengarkan pelaku pariwisata di sana."
"Dari sana, kita juga bisa menggerakan ekonomi dengan membelanjakan uang di sana. Desa wisata mengolah produk-produk lokal seperti keripik, susu, coklat, dan aktivitasnya sangat banyak seperti bertani, seni, dan budaya," imbuhnya.
Selain pengembangan desa wisata, Kemenparekraf turut akan meningkatkan sumber daya manusia dan perbaikan infrastruktur dengan berbagai program pendampingan.
Kemenparekraf juga sedang melakukan pemutakhiran data guna memetakan kawasan wisata menjadi 4 kategori yakni "customized", "personalized", "localized", dan "smaller in size".