Pandemi telah mempengaruhi dunia perjalanan dan pariwisata sepanjang tahun 2020.
Bahkan setelah 7 bulan atau lebih, banyak orang yang masih khawatir untuk melakukan perjalanan antar negara seperti sebelumnya.
Kini, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Swiss, Proyek Commons dan Forum Ekonomi Dunia telah mengembangkan paspor kesehatan digital, yang baru-baru ini diuji pada penerbangan dari London ke New Jersey sebagai percobaan.
Bagaimana paspor kesehatan digital yang baru?
Paspor kesehatan digital, juga disebut CommonPass, memungkinkan pelancong untuk menawarkan info tes Covid-19 bersertifikat kepada petugas perbatasan saat tiba di tujuan mana pun.
Melansir Times of India, proposal paspor digital diajukan kepada 37 pemerintah (dan lebih banyak lagi) untuk memulai kembali perjalanan di tengah pandemi.
Pada 21 Oktober, pelancong relawan mencapai Bandara Internasional Newark Liberty dengan menggunakan CommonPass di ponsel mereka dan membagikan hasil Covid-19 pada staf maskapai.
Itu adalah uji coba transatlantik pertama yang berhasil dari paspor kesehatan.
Setelah tiba, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga hadir di bandara Newark untuk mengamati efisiensi proses tersebut.
“Pandemi Covid-19 telah menurunkan perjalanan dan pariwisata secara keseluruhan. CBP senang mengamati upaya dan menjadi bagian dari solusi untuk membangun kepercayaan dalam perjalanan udara dan didorong oleh pilot CommonPass ini," kata Troy Miller, direktur operasi lapangan CBP di New York.
Bagaimana cara kerjanya?
Ada 2 hal penting untuk membuat pengaturan ini berhasil, pertama, mengidentifikasi tes Covid-19 dan hasil lab mana yang dianggap kredibel.
Kedua, setiap pemerintah harus menentukan persyaratan masuk.
Setelah hal-hal tersebut ditetapkan, CommonPass akan membuat jaringan digital dengan lab bersertifikat dan hasil Covid-19 dapat diunggah di website.
Uji coba semacam itu adalah kebutuhan saat ini karena masa depan industri perjalanan dan pariwisata bergantung pada solusi konkret kecuali vaksin Covid-19 sudah benar-benar ditemukan.
