Thailand dilaporkan tengah bersiap untuk membuka gerbang negaranya. Ini membuat para biksu yang merindukan para turis. Mengutip UCA News, pandemi COVID-19 dilaporkan juga hantam kuil-kuil Buddha di Thailand. Kuil-kuil ini rasakan dampak finansial karena tidak ada wisatawan.
Para biksu yang beradad di sana hidup dari sumbangan para turis. Sehingga, kini kuil-kuil itu harus mencari sumber pendapatan lain untuk membiayai kehidupan biksu yang menetap di sana. Seperti contohnya adalah kuil-kuil di Bangkok dan Chiang Mai. Kuil-kuil di sana hidup dari wisatawan sebelum pandemi.
Wat Pho atau dikenal dengan Kuil Buddah Berbaring. Biasanya, kuil ini sanggup menampung 100.000 turis setiap harinya. Wisatawan harus membayar karcis 100 baht atau sekitar Rp45 ribuan untuk masuk ke kuil ini. Tetapi, dikarenakan pandemi COVID-19 yang membuat perbatasan ditutup untuk pariwisata, kuil-kuil dilaporkan kehilangan sumber pendapatan selama lebih dari setahun.
"Jika turuis datang, kita bisa tinggal di sini. Tetapi jika turis tidak datang, sulit bagi kami untuk terus tinggal di sini," ungkap asisten kepala biara, Phra Rattanasunthorn.
"Beberapa kuil Buddha yang sangat bergantung pada sumbangan dari turis asing, namun sekarang berjuang untuk bertahan lebih lama dari pandemi," ungkap Brooke Schedneck, asisten profesor studi agama di Rhodes Collage, Amerika Serikat.
Kerugian signifikan juga terlihat pada anggota komunitas monastik dan usaha kecil yang berkembang di dekat komplek kuil. Banyak pedagang kaki lima dan sourvenir yang kehilangan penghasilan di sekitar kuil.
"Sulit untuk mengukur kerugian ini, tetapi tidak diragukan lagi mereka akan meninggalkan dampak yang dalam beberapa waktu mendatang," tutup Schedneck.
