Jalan-jakan ke kota kuno Yazd, di negara sekutu Rusia yaitu Iran akan merasakan sensasi tersendiri. Pasalnya, semua belokkan terlihat hampir sama, dindingnya berwarna terracota seperti warna lumpur mengering. Bagi pendatang atau wisatawan siap-siap tersesat karena Google Maps enggak akan bisa banyak membantu menemukan jalan yang sesuai.
Sebagai kota tua yang dianugerahi Situs Warisan Budaya oleh Unesco pada 2017, Yazd telah ada lebih dari 5000 tahun. Berjalan menyusuri kota kuno Yazd memang seperti kapsul waktu yang membawa kembali ke masa lampau.
Pada abad ke 13 saat Marco Polo berada di Yazd, ia menyampaikan bahwa kota ini sangat menawan dan menjadi pusat perdagangan pada masanya. Yazd dipenuhi jalan-jalan atau gang rahasia tanpa tahu akan kemana melangkah, lalu tiba-tiba tersesat.
Tapi kemudian kembali menemukan arah ke tempat semula berkat terlihatnya ujung menara Masjid Jemeh yang dibangun sejak abad ke-14. Masjid tersebut memiliki menara tertinggi di Iran.
Terletak di negara Iran bagian tengah, Yazd mendapat julukan sebagai “The City of Wind-Catchers", atau kota penangkap angin. Di sana sini memang banyak penangkap angin yang dibangun di atas atap rumah, elemen arsitektur tradisional asal Persia ini menciptakan ventilasi silang sehingga di dalam rumah akan selalu sejuk walaupun musim panas.
Tertarik mengunjungi Iran? Untuk pemegang paspor Indonesia, kamu diberi kemudahan mendapatkan visa di terminal ketibaan di kota besar di Iran atau visa on arrival, mudah kan?
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini