PT Kereta Api Indonesia (Persero) mulai mengoperasikan KA Cikuray dan KA Garut Cibatuan untuk melayani masyarakat mulai hari ini, Jumat (25/3/2022).
Jalur Kereta Api lintas Garut-Cibatu itu kini kembali hidup setelah sekira 40 tahun tidak beroperasi. Jalur itu juga langsung diresmikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi serta dihadiri Bupati Garut Rudy Gunawan, Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri, dan Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo.
Di tengah peresmian tersebut, Bupati Garut Rudy Gunawan mengenang dan berharap sosok "Si Gombar" yaitu lokomotif uap kereta api yang bernilai sejarah bisa kembali di wilayah Garut, Jawa Barat.
"Jadi Garut ini memang ingin ada satu tempat yang bersejarah pak, Si Gombar itu dulu sudah ada 60 tahunan," kata Rudy di Stasiun Garut, seperti dilansir ANTARA.
Ia menuturkan Pemkab Garut secara resmi akan menyampaikan keinginan masyarakat terkait mendatangkan lokomotif bersejarah yang saat itu menjadi kebanggaan masyarakat Garut saat naik kereta api.
Lokomotif uap itu, kata Bupati, sudah tidak ada di Garut sejak 1983, dan saat ini berada di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, untuk itu Menteri Perhubungan diharapkan bisa berupaya menghadirkannya di Garut.
"Lokomotifnya bisa di ke Garut kan, dibuatin trek," katanya.
Diketahui lokomotif Si Gombar identik dengan Garut. Kabarnya, sebutan Si Gombar atau yang dilafalkan warga Garut 'Si Gomar' merupakan julukan untuk lokomotif uap yang tiap hari kala itu mengitari rel kereta api Cibatu-Cikajang, Garut.
BACA JUGA: Pembongkaran Rumah Oleh PT KAI di Bandung, Berikut Foto-fotonya
Menteri Perhubungan Budi Karya yang hadir dalam acara peresmian Stasiun Garut menanggapi keinginan masyarakat yang disampaikan Bupati terkait mendatangkan lokomotif Si Gombar ke Garut.
"Kalau memang itu bisa mewujudkan kecintaan warga Garut terhadap kereta api, nanti kita akan bujuk," kata Budi.
Sementara itu, Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kolaborasi menjadi kunci kesuksesan dalam rangka menghidupkan jalur kereta api yang selama 40 tahun tidak beroperasi.
Ia mengatakan, kesamaan visi dari seluruh pemangku kepentingan di antaranya Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, hingga masyarakat sangat dibutuhkan untuk menghidupkan pariwisata daerah yang selama ini terdampak pandemi.
