Provinsi Riau juga menyimpan banyak kisah heroik saat mempertahankan kemerdekaan RI dari agresi militer Belanda. Bahkan saat Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dipimpin Syafruddin Prawiranegara dibentuk, Kota Bangkinang, Kabupaten Kampar pernah menjadi pusat pemerintahan.
Tepatnya saat Bukittinggi, Sumatera Barat sudah dikuasai Belanda. Tetapi pasukan Belanda mendapat perlawanan sengit dari rakyat dan pejuang. Tercatat dalam sejarah pada 2 Juli 1946, pesawat B25 milik Belanda ditembak jatuh oleh Pasukan Resimen IV di Simpang Tiga, Pekanbaru.
Pasukan Sersan Abdul Manaf saat itu sebagai komandan regu dan timnya berhasil menembak jatuh pesawat itu. Sebagai bentuk penghormatan dan simbol perjuangan dibuat Monumen Dirgantara.
Sempat 30 tahun di depan Kantor Gubernur Provinsi Riau, Monumen Dirgantara oleh pemerintahan Gubernur Rusli Zainal memindahkannya ke Gedung Juang 45 Riau pada 2011.
"Pesawat itu mencerminkan perjuangan yang berhasil menembak jatuh pesawat penjajah," sebut Rustam Efendi, Sekretaris Dewan Harian Daerah Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Riau.
Kini, monumen pesawat itu masih berdiri. Namun warna pesawat sudah memudar, ditumbuhi lumut juga, keramik ada yang pecah, seakan monumen mulai lapuk di sana sini.
Mengenai kondisi monumen, Rustam Efendi merasa tidak berwenang memberikan tanggapan. Hanya saja nantinya Komplek Gedung Juang 45 Riau ini akan dipercantik lagi oleh Pemerintah Provinsi Riau saat ini.
Sebagai informasi monumen pesawat sudah dibangun ulang oleh Skatek 045 Lanud Roesmin Nurjadin TNI AU Pekanbaru pada 28 Oktober 2011. Ada enam belas prajurit TNI AU yang terlibat dari perakitan ulang ini.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.