Ada Karantina Mendadak saat Liburan, Siapa yang Nanggung Biayanya?

- Sabtu, 7 Maret 2020 | 15:32 WIB
Petugas memeriksa suhu tubuh wisatawan yang akan menikmati atraksi wisata Pirate Dinner Cruise di atas kapal Sea Safari Cruise 9 di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Jumat (6/3). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Petugas memeriksa suhu tubuh wisatawan yang akan menikmati atraksi wisata Pirate Dinner Cruise di atas kapal Sea Safari Cruise 9 di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Jumat (6/3). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Mewabahnya virus corona di beberapa negara sering kali membuat para pelancong terpaksa harus dikarantina secara mendadak. Alhasil, waktu liburan pun menjadi bertambah. Kalau sudah begitu, siapa yang berhak menanggung biaya akomodasi selama dikarantina?

Mengutip TIME, seorang perwakilan Departemen Negara Amerika Serikat mengatakan bahwa biaya akomodasi selama seorang pelancong dikarantina tergantung dengan siapa agen perjalanannya.

"Setiap keadaan adalah unik. Dalam kasus beberapa kapal pesiar di Asia Timur yang (penumpangnya) menjalani karantina, pihak pelayaran sendiri menanggung biaya akomodasi. Dalam kebanyakan kasus lain, pelancong individu bertanggung jawab untuk mengelola karantina sendiri," kata dia.

Seperti cerita seorang jurnalis lepas asal Australia, Sohie Smith yang pada saat itu melakukan perjalanan ke Uni Emirates Arab untuk liputan balap sepeda namun harus dikarantina secara mendadak.

Smith hingga saat ini belum tau siapa yang membayar makanan ekstra dirinya saat berada di hotel. Bahkan dia tidak tau siapa yang membayar tiket penerbangan pulangnya saat itu.

"Tidak ada komunikasi. Tidak ada yang punya informasi. Ini nyata. Anda sendirian di kamar hotel," kata Sophie.

Pengalaman yang serupa juga dirasakan oleh Lilia Kovka saat berlibur di Pulau Canary, Spanyol. Ketika adanya karantina mendadak, dia bahkan tidak tahu siap yang membayar hotel dan makanan ekstranya saat itu.

"Tidak ada yang tahu pada saat ini siapa yang akan membayar pada akhirnya. Pemerintah Jerman dan Spanyol perlu membayar dan menyediakan penerbangan kembali. Kami semua akan protes jika tidak," tutur Kovka.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X