Seorang seniman Lebanon, Hayat Nazer membuat patung dari puing-puing sisa ledakan yang menewaskan 200 orang dan melukai 6.000 orang beberapa waktu lalu.
Nazer membuat patung itu untuk melambangkan harapan kebangkitan ibu kota Lebanon, Beirut.
Patung yang tidak disebutkan namanya itu berdiri setinggi hampir 3 meter dengan lengan terangkat, angin mengibaskan rambut dari wajahnya yang terluka.
Lalu sebuah jam di kakinya menunjukkan pukul 6.08, yang merupakan waktu terjadinya ledakan di pelabuhan Beirut, 4 Agustus 2020.
"Jika Anda melihat patung itu, satu setengah kakinya berdiri, tangannya terlihat menyerah, ada bekas luka di wajah dengan rambut beterbangan dan jam di sisi ini, seolah-olah ledakan masih terjadi," kata Nazer kepada Reuters Televisi.
“Tetapi tangan yang lain dan kaki yang lain… bersandar seolah-olah mulai berjalan dan tangan terangkat, ingin melanjutkan, ingin terus berjalan dan bangkit dari puing-puing. Inilah kebenaran kami, ”kata pria berusia 33 tahun itu.
Ledakan dahsyat yang meratakan sebagian besar kota Beirut dan membuat sekitar 300.000 penduduk kehilangan tempat tinggal itu telah memperparah krisis keuangan terburuk di Lebanon sejak perang saudara 1975-1990.
Namun, Nazer maish percaya bahwa Lebanon mampu untuk bangkit.
Dia berharap saat warga yang terdampak ledakan melihat patung itu, maka akan mendapatkan kekuatan dan harapan untuk melanjutkan hidup.
"Saya merasa Beirut adalah seorang wanita ... terlepas dari apa yang diderita ... dia sangat kuat," katanya.