Dalam rangka meminimalisir titik kontak di toilet pesawat, ANA Jepang sedang menguji desain gagang pintu yang dapat dioperasikan penumpang menggunakan siku.
Salah satu penyebab utama penyebaran kuman adalah melalui gagang pintu toilet. Oleh sebab itu maskapai Jepang ini menguji pintu toilet hands-free.
Maskapai ANA melakukan pengujian di Bandara Haneda di Tokyo. Jika berhasil, desain tersebut akan diterapkan pada penerbangan.
Tetapi seorang juru bicara mengatakan kepada BBC bahwa langkah itu masih dalam tahap awal pengujian.
Menemukan desain yang paling efektif untuk ruang sempit di toilet pesawat telah menjadi tantangan.
Sebelumnya, ANA ingin menggunakan desain berbasis kaki, tapi khawatir jika penumpang tidak bisa menjaga keseimbangan selama turbelensi. Alhasil, metode hands-free yang dipilih.
Maskapai ini juga telah memiliki wastafel tanpa sentuhan yang beroperasi dengan sensor di beberapa pesawatnya, dan sebagai bagian dari ANA Care Promise.
Operator juga memasang tirai vinil di konter check-in dan panel akrilik transparan di lounge bandara.
Di dalam pesawat, penumpang diharuskan memakai masker atau pelindung wajah dan sistem ventilasi mengambil udara bersih dari luar untuk menggantikan seluruh udara kabin dalam waktu sekitar 3 menit.
Tetapi toilet bandara adalah fokus utama kebersihan mengingat tempat itu paling banyak digunakan dan menjadi pusat penularan kuman.
Perusahaan teknik pesawat terbang lainnya, Greensboro, Haeco Americas yang berbasis di Carolina Utara juga mengerjakan desain yang membuka pintu dengan melambaikan tangan di atas sensor tanpa sentuhan.
Perusahaan itu juga telah mengembangkan penyiram toilet yang digerakkan dengan kaki, tutup tempat sampah otomatis, dan dispenser sabun dan pembersih yang digerakkan oleh sensor.
Anak perusahaan Collins Aerospace dari Raytheon Technologies Corp juga mengembangkan toilet tanpa sentuhan yang menggabungkan bahan antibakteri.
Boeing juga telah lama mengerjakan desain yang menggunakan sinar UV untuk membunuh kuman.
