Bantul Nekat Tetap Buka Wisata Demi Dapur Warga Tetap Ngepul Walau Omicron Melonjak

- Senin, 31 Januari 2022 | 14:13 WIB
Seorang pengunjung gumuk pasir di Kalurahan Parangtritis, Kapanéwon Kretek, Kabupaten Bantul, berselancar dengan papan. (Indozone/Abul Muamar)
Seorang pengunjung gumuk pasir di Kalurahan Parangtritis, Kapanéwon Kretek, Kabupaten Bantul, berselancar dengan papan. (Indozone/Abul Muamar)

Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan tidak ada rencana menutup tempat wisata meskipun kasus penularan COVID-19 dalam beberapa hari belakangan melonjak.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengatakan, kebijakan tersebut diambil karena pemerintah juga diamanati untuk melakukan pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.

"Sehingga sampai hari ini pemda belum atau tidak merencanakan untuk menutup objek-objek wisata," kata Halim, Senin (31/1/2022).

-
Sungai Progo dipotret dari Jembatan Kretek II di Samas, Bantul. (Indozone/Abul Muamar)

Halim bilang, kebijakan untuk tidak menutup tempat wisata di tengah ancaman varian Omicron diambil karena Pemkab Bantul ingin dapur warga tetap mengepul. Apalagi, saat ini, objek wisata sudah mulai ramai dan pemulihan ekonomi masyarakat sudah mulai tampak setelah sempat terpuruk karena pandemi.

"Dalam arti, ada pemasukan pendapatan ke masyarakat. Kemudian industri juga masih terus kita bolehkan untuk beroperasi, apalagi industri kerajinan juga sudah mulai mengekspor," katanya.

-
Tiga pengunjung duduk di ayunan di kawasan wisata hutan pinus di Imogiri, Bantul. (Indozone/Abul Muamar)

Halim mengatakan, melihat kondisi tersebut artinya pemulihan ekonomi itu dapat terjadi dengan kebijakan kelonggaran-kelonggaran di dalam berproduksi maupun dalam aktivitas yang mendatangkan banyak orang, walaupun hal itu beresiko.

"Kita tahu bahwa itu beresiko, tetapi yang penting kalaupun Omicron itu menyerang kita itu tidak bergejala, sehingga tidak serta merta dibawa ke rumah sakit, melainkan dapat isolasi mandiri," katanya.

-
Sunset di Pantai Parangtritis, Bantul. (Indozone/Abul Muamar)

Lebih lanjut, kata Halim, dari hasil kajian Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, orang yang terpapar COVID-19 varian Omicron dalam seminggu sudah hilang, setelah melakukan isolasi dan perawatan sesuai arahan petugas medis.

"Yang kena Omicron rata-rata hanya seminggu umurnya dan tanpa gejala, jadi tidak perlu terlalu risau, kalau kena Omicron ya isolasi gitu aja, dan rata-rata OTG (orang tanpa gejala)," katanya.

Meski demikian, Halim mengingatkan agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan, dikarenakan akhir-akhir ini masyarakat cenderung agak kendor dalam prokes, karena menganggap pandemi sudah selesai, setelah di Bantul sempat nol kasus baru beberapa waktu lalu.

"Pemerintah belum menyatakan pandemi selesai, apalagi ada varian Omicron yang menyebar dari Jakarta, sementara Jakarta-Yogyakarta itu punya hubungan erat, buktinya transportasi dari dan ke dua kota itu tiap hari ribuan orang, sehingga kita harus kembali menerapkan prokes secara ketat," katanya.

Berdasarkan data Satgas Penanggulangan COVID-19 Bantul per Minggu (30/1), total kasus positif sebanyak 57.492 orang, dengan telah sembuh berjumlah 55.860 orang, sementara meninggal tercatat 1.571 orang, sehingga pasien yang masih isolasi berjumlah 61 orang.

Artikel Menarik Lainnya:

Ironi Gelora Desa Wisata di Jogja: Dapat Dana Rp13 Miliar, Tapi Kemiskinan Warganya Tinggi

Desa Wisata di Yogyakarta dapat Bantuan Rp13 Miliar, Menteri Desa: Itu Tergolong Kecil!

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Rekomendasi Penginapan di Sumba Timur, NTT

Selasa, 23 April 2024 | 20:50 WIB

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X