Sejumlah negara mulai membuka perbatasannya kepada turis asing seiring dengan pandemi COVID-19 yang masih mewabah untuk saat ini. Hal ini juga dilakukan oleh Selandia Baru. Nantinya 1 November mendatang, Selandia baru dilaporkan akan membuka perbatasan untuk turis, tetapi harus divaksinasi lengkap.
Nantinya, wisatawan harus menyatakan status vaksinasi mereka saat mendaftar dengan sistem isolasi negara. Melihat hal itu, Chris Hipkins selaku Menteri Tanggap COVID-19 memberi komentarnya.
"Untuk lebih mengurangi kemungkinan virus melewati perbatasan kami, kami memperkenalkan persyaratan bagi pelancong udara berusia 17 tahun ke atas, yang bukan warga Selandia Baru, untuk divaksinasi sepenuhnya saat memasuki Selandia Baru," ungkapnya.
"Kebanyakan orang yang datang ke Selandia Baru memberi tahu bahwa mereka sudah divaksinasi. Persyaratan ini membuatnya formal dan akan memberi lapisan perlindungan ekstra di perbatasan," jelasnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Selandia Baru yaitu Jacinda Ardern menempatkan wilayah baru di luar Auckland di-lockdown untuk 5 hari lamanya. Pada saat itu, varian Delta COVID-19 tengah menyebar di sana.
Kini, turis yang tiba di Selandia Baru harus menjalani karantina untuk 14 hari lamanya. Mereka juga harus memberikan surat hasil tes COVID-19 negatif dalam waktu 72 jam dari penerbangan internasional.
Bagi mereka yang tidak menunjukkan bukti sertifikat vaksinasi akan dikenai denda hingga US$4.000 atau sekitar Rp57 juta. Pada aturan ini beberapa pekerja musiman dan pengungsi akan dikecualikan.
Sekadar informasi, untuk saat ini, lebih dari 3 juta orang Selandia Baru atau sekitar 79% dari populasi sudah menerima dosis pertama vaksinasi COVID-19, sementara hampir 2 juta penduduk sudah menerima vaksinasi dosis kedua.
