Asal-usul Nama Cawang Ternyata Berasal dari Nama Letnan Melayu Pengabdi Belanda

- Rabu, 20 April 2022 | 14:38 WIB
Cawang, Jakarta Timur. (Jafriyal/IDZ Creators)
Cawang, Jakarta Timur. (Jafriyal/IDZ Creators)

Ngabuburit memiliki arti bersantai sambil menunggu sore. Biasanya saat bersantai ini diisi dengan berjalan santai sambil mencari takjil untuk berbuka puasa. Bagi kamu yang berdomisili di Jakarta Timur, Cawang adalah lokasi yang tepat untuk menghabiskan waktu sambil menunggu waktu berbuka. 

-
Cawang, Jakarta Timur. (Jafriyal/IDZ Creators)

Di daerah ini kamu bisa melihat jejeran pedagang kompor dan kantor koran legendaris Sinar Harapan. Sejarah Cawang berawal dari seorang Letnan Melayu yang mengabdi pada kompeni bernama Enci Anwar. Lambat laun nama Enci Awang berubah menjadi C’Awang dan kini menjadi nama kelurahan di Kecamatan Kramat Jati.

Singkat cerita ke masa modern daerah Cawang menjadi populer sebagai sentra pengrajin kompor di tahun 1990-an. Popularitas Cawang sebagai sentra pengrajin ‘kompor minyak’ berakhir ketika pemerintah mewajibkan penggunaan kompor gas.

-
Cawang, Jakarta Timur. (Jafriyal/IDZ Creators)

Meski Cawang tetap eksis sampai sekarang saat ini hanya tersisa sekitar 15 pedagang saja di Cawang. Mereka tak lagi membuat kompor dan beralih ke produksi oven, panci dan kubah masjid.

Selain mengenang kejayaan kompor minyak di Cawang kamu juga bisa menyelami kejayaan media cetak legendaris Sinar Harapan. Kantor media cetak harian berumur setengah abad lebih itu berada di Jalan Dewi Sartika. Gedung masih berdiri kokoh namun sudah tidak ada aktivitas.

-
Kantor koran Sinar Harapan. (Jafriyal/IDZCreators)

Saat masa jayanya koran Sinar Harapan memproduksi hingga 20.000 eksemplar lebih setiap harinya. Sinar Harapan terbit pertama kali pada April 1961 dan tutup pada 2016. Sinar Harapan lalu terus berkembang dan memiliki julukan sebagai “raja koran sore”.

Salah satu karya Sinar Harapan yang melegenda adalah Beberapa berita hebat yang dihasilkan Sinar Harapan di antaranya: wawancara khusus bersama Pramoedya Ananta Toer di Pulau Buru dan membongkar RAPBN 1973-1974, korupsi di Pertamina, dan kebijakan devaluasi pemerintah.

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.

-
IDZ Creators

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Rekomendasi Penginapan di Sumba Timur, NTT

Selasa, 23 April 2024 | 20:50 WIB

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X