Di lapak sederhana yang terbuat dari kayu dan bambu, Ririn, penjual sayur dan buah segar, sibuk merapikan barang dagangannya. Kentang, tomat, kubis, wortel, daun bawang, buah naga, duku dan sebagainya ia kemas per kantong plastik. Semuanya ia gantung satu persatu, supaya mudah dijangkau oleh pelanggan.
Uniknya, di lapak ini enggak mengenal sistem tawar menawar. Karena semua buah dan sayuran segar Ririn jual serba Rp10 ribu per kantong. Ririn enggak merasa rugi, karena menurutnya, saat ini lagi musim panen di Lereng Bromo, jadi hasil tani sangat melimpah.
Ya, wanita 28 tahun ini membuka lapak sayur dan buah serba murah, untuk memudahkan wisatawan dari Gunung Bromo, yang ingin membeli hasil tani warga Lereng Bromo yang terkenal segar. Lapak milik Ririn bisa kamu temui di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
“Lapak yang disediakan cukup sederhana namun bersih, sehingga pengunjung dijamin nyaman belanja sayuran di sini, selain itu sayuran didapat dari petani yang ada di Desa Wonokerto dan sekitarnya”, kata Ririn, kepada Tim IDZ Creators.
Dari hasil menjual sayur dan buah segar, Ririn bisa mengantongi penghasilan rata-rata Rp150 ribu. Sementara di akhir pekan dan musim liburan, penghasilannya melonjak Rp1 juta–Rp2 juta per hari.
Terbukti, lapak Ririn adalah solusi buat wisatawan dan warga yang ingin membeli sayur dan buah, tapi terkendala sama jarak pasar yang jauh. Memang, di sekitar Kawasan Wisata Bromo belum ada lapak penjual sayuran segar, selain punya Ririn. Hal ini diungkapkan oleh Rita Cantika, pelanggan Ririn dari Malang, Jawa Timur.
“Kalau saya ke Bromo enggak lagi kesulitan mendapatkan oleh-oleh berupa sayur segar, sepulang dari Bromo saya mampir ke lapak milik mbak Ririn dan saya sudah menjadi langganan tetap. Kadang saya telepon terlebih dahulu, pesan sayur segar setelah turun saya mampir dan tinggal nambah sayur lainnya, pastinya lebih terjamin kesegarannya yang terpenting lagi murah,” kata Rita.
Di Bromo sendiri belum banyak lapak yang menyediakan sayur segar. Adanya lapak milik Ririn, bisa menginspirasi warga lain untuk menjual sayur segar per kemasan dengan harga terjangkau.
Ririn berharap, pemerintah nantinya menyediakan tempat khusus, biar pengunjung bisa dengan mudah membeli sayuran segar dari Bromo.
“Selain itu, dengan adanya tempat khusus berjualan sayur segar, harapannya bisa meningkatkan perekonomian para petani dan penjual sayur mayur di Lereng Bromo.” kata Ririn sambil mengemas sayuran segar miliknya.
Kawasan Wisata Gunung Bromo merupakan ikon wisata Jawa Timur. Wisatawan dalam dan luar negeri mengunjungi Kawasan Wisata Bromo karena keindahan gunung dan nuansa alamnya.
Saat musim dingin, suhu udara di Lereng Bromo sangat dingin, sehingga membuat semak-semak rumput di daerah ini mengembun sampai bersalju.
Di bawahnya alias lereng Gunung Bromo, banyak dihuni oleh warga Suku Tengger. Mereka mendiami dataran tinggi di sekitar Pegunungan Tengger yang juga meliputi wilayah Gunung Bromo dan Semeru.
Suku ini disebut sebagai salah satu peradaban yang sudah ada sejak Kerajaan Majapahit, lho. Kebanyakan warganya hidup sebagai petani, dengan hasil pertanian yang sangat subur, berupa sayuran dan buah segar.
