Melakukan pendakian di sejumlah gunung di Indonesia yang beriklim tropis tentu bukan hal yang baru bagi para pendaki. Mengingat kita tinggal dan menetap di negara dengan iklim dan suhu tropis yang sama. Lalu apa sih yang harus dilakukan para pendaki apabila ingin melakukan pendakian di gunung beriklim dingin atau bersalju?
Penggiat Kegiatan Alam Terbuka sekaligus anggota Wanadri, Agustinus Dwi Cahyo membagikan pengalamannya saat berkesempatan tracking ke Everest Basecamp. Everest Basecamp merupakan basecamp para pendaki yang ingin mendaki pegunungan salju Everest. Kemudian melakukan pendakian ke Island Peak Climb, Imja Tse di Nepal.
Tak hanya tiga poin utama skill, knowledge dan attitude dalam pendakian. Secara garis besar, mendaki gunung tropis dan bersalju tentu saja ada perbedaan yang signifikan. Artinya dibutuhkan kesiapan fisik untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap kondisi tersebut.
"Ada beberapa hal yang harus disadari pendaki yang datang dari iklim tropis ke gunung beriklim salju. Ia harus memahami segala macam terkait aklimatisasi, adaptasi, perubahan suhu, musim dan iklim menjadi catatan penting yang harus dipahami," kata Agustinus Dwi Cahyo, Penggiat Kegiatan Alam Terbuka dan Anggota Wanadri saat dihubungi Indozone, Rabu (24/6/2020).
Mengingat jalur yang akan ditempuh memiliki suhu lebih ekstrem, dibutuhkan peralatan khusus untuk mendukung pendakian. Di antaranya, busana layering seperti base layer, second layer, dan outer layer. Pilihlah bahan polyester karena mampu menghantarkan panas tubuh ke bagian luar sehingga minim keringat.
Kemudian pendaki di gunung bersalju juga harus menggunakan sepatu khusus untuk menghindari jalur yang licin. Pilihlah ukuran sepatu satu nomor lebih besar, agar bisa memakai dua layer kaus kaki.
Pilihlah kantung tidur yang mampu menghangatkan tubuh hingga -20 derajat Celcius. Dan, tak kalah penting peralatan memanjat yang akan sangat dibutuhkan saat melakukan pendakian di gunung bersalju.