Bunker Tirpitz merupakan bunker terbesar dari 200 bunker lainnya yang sempat dibangun oleh Nazi selama masa Perang Dunia II (PD II) di sepanjang semenanjung barat Denmark.
Mulai dibangun pada Agustus 1944, bunker ini belum sempat berkontribusi dalam perang karena pembangunannya dihentikan beberapa bulan kemudian pada Mei 1945 ketika Jerman menyerah saat PD II berakhir.
Terbengkalai di Blavand, Denmark, selama puluhan tahun, Bunker Tirpitz akhirnya mendapat kesempatan untuk ‘hidup kembali’ pada tahun 2017. Perusahaan arsitektur ternama yang pernah mendesain bangunan kantor pusat Google, yaitu Bjarke Ingels Group (BIG), mengubah bunker tersebut menjadi Museum Bunker Blavand.
Nantinya, para pengunjung dapat melihat dan mempelajari tentang sejarah PD II, terutama yang terjadi di sepanjang semenanjung barat Denmark.
Museum tersebut memiliki empat eksibisi utama, salah satunya adalah beragam informasi dan gambaran mengenai Atlantic Wall. Sebuah sistem pertahanan yang pernah digunakan oleh Nazi Jerman untuk mempertahankan wilayahnya yang berada di dekat garis pantai.
Museum yang resmi dibuka pada 29 Juni 2017 ini diperkirakan mampu menarik sekitar 100,000 pengunjung setiap tahunnya. BIG hanya menambahkan sebagian bangunan baru pada museum tersebut. Sedangkan sebagian desain museum masih mempertahankan bentuk asli dari bunker tersebut.
Jadi sebagian bangunan Museum Bunker Blavand ini masih terletak di bawah tanah layaknya bunker pada umumnya. Dan empat material konstruksi, yaitu baja, kaca, beton, dan kayu yang awalnya digunakan pada Bunker Tirpitz masih tetap dipertahankan penggunaannya di Museum Bunker Blavand.
Arsitek BIG pernah menyatakan bahwa desain Museum Bunker Blavand yang tetap mempertahankan bentuk asli Bunker Tirpitz, merupakan suatu perwujudan rasa hormat sekaligus kritik akan arsitektur bunker yang merupakan senjata perang hasil peninggalan dari masa kelam PD II.
