Wisata Religi di Makam Sangia Nibandera, Raja Islam Pertama Mekongga

- Jumat, 24 Februari 2023 | 16:02 WIB
Makam Sangia Nibandera, Kolaka, Sulawesi Tenggara. (Z Creators/Taufiq Hippy)
Makam Sangia Nibandera, Kolaka, Sulawesi Tenggara. (Z Creators/Taufiq Hippy)

Kolaka, Sulawesi Tenggara pada masa dahulu merupakan wilayah Kerajaan Mekongga atau sering disebut Wonua Sorume (Negeri Anggrek), karena dikenal sebagai tempat tumbuhnya berbagai jenis anggrek.

Wilayah Kabupaten Kolaka diyakini sebagai pusat Kerajaan Mekongga yang pernah ada di sekitar tahun 1200, salah satu bukti yaitu adanya pemakaman Raja VIII, Sangia Nibandera di Desa Tikonu, Kecamatan Wundulako.

-
Makam Sangia Nibandera, Kolaka, Sulawesi Tenggara. (Z Creators/Taufiq Hippy)

Nama Mekongga baru digunakan setelah kerajaan tersebut terbentuk dengan maksud mengabadikan peristiwa terbunuhnya Kongga Owose (Burung Elang Raksasa) oleh Sangia Larumbalangi yang kemudian diangkat menjadi Raja Pertama Kerajaan Mekongga.

Berawal dari datangnya Burung Kongga Owose yang membuat Kepanikan terjadi dimana-mana, jika burung tersebut telah menampakkan diri. Penduduk dapat dipastikan mengalami kerugian yang sangat besar bahkan tidak sedikit korban jiwa manusia yang akan disambar oleh burung tersebut jika tidak menemukan korban kambing, sapi atau binatang lain yang dapat dimangsanya.

-
Makam Sangia Nibandera, Kolaka, Sulawesi Tenggara. (Z Creators/Taufiq Hippy)

Saat kepanikan mulai terjadi karena burung kongga mulai memangsa manusia, datanglah dua orang dari keluarga Sawerigading menuju Sulawesi Tenggara (Tanah Alau). Kedua saudara tersebut yaitu Larumbalangi (laki-laki) dan Wekoila (perempuan). 

Wekoila merupakan nama julukan, terdiri atas ‘We’ menyatakan wanita, dan ‘Koila’ adalah sejenis siput di laut yang putih bersih. Wekoila ini adalah seorang putri yang cantik, kulitnya putih bersih seperti koila. 

Larumbalangi membentuk kerajaan Mekongga yang bertempat tinggal di Wundulako, Ulu Balandete. Adapun Wekoila terus ke daerah Kendari dan membentuk Kerajaan Konawe.

Sejarah Raja Islam pertama Mekongga

-
Suasana di sekitar Makam Sangia Nibandera, Kolaka, Sulawesi Tenggara. (Z Creators/Taufiq Hippy)

Sangia Nibandera adalah gelar bagi Bokeo Laduma, Raja Mekongga pertama yang memeluk dan menyebarluaskan agama Islam di daratan. Dan untuk pertama kalinya bendera berwarna merah dan putih dikibarkan di jazirah Wonua Mekongga, ratusan tahun sebelum Indonesia berdiri sebagai negara.

Menurut sejarah, bendera tersebut berasal dari Kerajaan Luwu yang diserahkan oleh Datu Luwu Alimuddin Setia Raya kepada Sangia Nibandera karena ia ikut membantu Raja Luwu dalam perang melawan Kerajaan Suppa.

Makam berukuran besar yang didampingi makam kecil di kiri dan kanan nampak sangat megah dipandang mata. Makam tersebut adalah makan Sangia Nibandera yang diapit kuburan Istrinya-istrinya.

Raja Sangia Nibandera ini adalah raja pertama bagi Suku Mekongga (suku asli Kolaka) yang memeluk agama serta menyebarluaskan agama Islam di tanah Kolaka. 

Bagi warga Kolaka dan sekitarnya, menjadikan makam tersebut sebagai tempat wisata religi. Dua pohon besar di sekitar kuburan sang raja menandakan kuburan tersebut sudah ada sangat lama di bumi Mekongga. Kuburan yang berada di sini merupakan kuburun dari orang-orang penting di masa Kerajaan Mekongga.

Selain kuburan sang raja di sana juga ada sebuah kendi yang diyakini oleh masyarakat merupakan sebuah sumber mata air Kerajaan Mekongga. Menurut cerita, kendi tersebut di musim kemarau akan dipenuhi air nan jernih hingga meluap keluar, sedangkan saat musim hujan akan kering.

Halaman:

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X