Masjid Al Kurdi merupakan masjid yang termasuk situs bersejarah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Masjid ini dididirikan pada tahun 1917 sebelum kemerdekaan RI.
Nama masjid ini sendiri diambil dari nama pendirinya, yakni almarhum Kyai Haji Kurdi. Masjid yang terletak di Desa Karangmalang, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes ini berjarak sekitar 25 km ke arah barat daya dari Kota Brebes.
Masjid ini memiliki sejumlah keunikan, seperti atap masjid yang berbetuk tumpang atau susunan. Semakin ke atas, atapnya semakin kecil. Bentukan atap seperti ini menjadi ciri atap masjid yang populer di zamannya, seperti Masjid Agung Jepara, yang dibangun pada 1660 Masehi.
Baca juga: Mengenal Masjid Pintu Seribu, Destinasi Wisata Religi di Kota Tangerang
Di bagian utama masjid, yakni jendela, tiang penyangga atau saka masjd terbuat dari kayu jati dan sampai sekarang masih utuh. Bahkan, masjid ini belum pernah direhab secara full.
Lantai atau tegel yang bercorak khas tempo dulu menjadi penanda keaslian masjid bersejarah ini. Tegel Masjid Al Kurdi didominasi oleh warna biru. Sebagiannya bewarna kuning dengan motif bunga.
Masjid berukuran 20x40 meter ini selalu dipadati jemaah, karena menjadi sentra kegiatan para santri pondok pesantren At Taqwa.
Warga Desa Karangmalang juga memanfaatkan masjid ini untuk beribadah. Terlebih saat bulan Ramadan.
"KH Kurdi adalah salah satu tokoh umat Islam yang nyaris terlupakan. Padahal KH Kurdi sangat khidmat mendakwahkan islam yang juga pengusaha muslim pada waktu itu," kata Sejarawan Pantura, Wijanarto.
Baca juga: Adem Banget! Salat di Masjid At-Taqwa Cirebon Serasa Ibadah di Masjid Nabawi
Wijanarto yang juga Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan, dan Pariwisata, kabupaten Brebes ini menyebut, sosok KH Kurdi tercatat sebagai Anggota Dewan Kabupaten bentukan pemerintah kolonial Belanda bersama tokoh-tokoh lain di Kabupaten Brebes. Hal ini membuktikan bahwa KH Kurdi memiliki pengaruh di bidang agama dan usaha.
"Yang lebih penting lagi, sosok KH Kurdi sebagai salah satu penyandang dana gelaran akbar mukhtamar Nahdlatul Ulama yang kedua, ketiga dan keempat sebelum masa kemerdekaan," sambungnya.
Bukti jika KH Kurdi sebagai pengusaha yaitu adanya pemasangan iklan dagang hasil pertaniannya di koran pemandangan yang terbit sekitar tahun 1930, di Batavia yang kini berubah nama jadi Jakarta.
Makam KH Kurdi sendiri terletak di sebelah barat masjid, berdampingan dengan makam istrinya, Hajjah Rauiyah.