Pemerintah Arab Saudi kini telah membuat peraturan yang meringankan kaum hawa. Perempuan yang melakukan perjalanan untuk liburan atau melancong di negara ini boleh menyewa kamar hotel tanpa wali laki-laki. Tak hanya itu, wanita dan pria boleh berbagi kamar hotel tanpa memerlukan bukti pernikahan.
Keringanan peraturan ini usai Riyadh mengeluarkan kebijakan visa turis pertamanya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk membuat negara ini banyak dikunjungi oleh turis dan mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak.
Peraturan ini diunggah oleh Komisi Pariwisata dan Warisan Nasional Saudi di akun Twitter. Dalam unggahan itu disebutkan bahwa perempuan akan diizinkan untuk menginap di kamar hotel dengan menunjukkan bukti identitas. Jika mereka ditemani oleh lelaki, maka lelaki tersebut harus bisa menunjukkan identitasnya pula.
Kebijakan pemerintah Arab Saudi ini dibuat usai adanya perubahan besar-besaran pada tahun lalu oleh putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman. Putra mahkota Saudi ini mencabut larangan adanya bioskop di kerajaan dan larangan mengemudi untuk perempuan.
Terkait dengan peraturan ini, kritikus menilai bahwa reformasi tetap ada batasnya, merujuk pada pembunuhan wartawan Saudi Jamal Kashoggi di konsulat Saudi di Istanbul, juga laporan penyiksaan beberapa aktivis pembela hak-hak perempuan.
Pada Minggu lalu, pemerintah Arab Saudi mengumumkan sebuah kebijakan baru terkait dengan visa turis pertama. Kebijakan visa ini dilakukan untuk meningkatkan pariwisata dan berharap langkah itu dapat mendorong kontribusi GDP dari 3 persen menjadi 10 persen. Saat meluncurkan visa baru, negara itu menggarisbawahi lima situs Unesco World Heritage, situs seni kontemporer dan wisata alam seperti Laut Merah, gurun dan gunung.
Visa multiple-entry dari Arab Saudi ini membuat pelancong bisa menetap hingga 90 hari dalam sekali waktu. Ini adalah kali pertama Arab Saudi mengizinkan turis berkunjung hanya untuk berwisata. Warga dari 49 negara bisa mendapatkan visa secara online atau ketika tiba di Arab Saudi, sementara warga dari negara lain harus mendapatkan visa di kedutaan atau konsulat Saudi terdekat.
Tak hanya izin untuk kaum perempuan yang diperbolehkan menginap di hotel tanpa wali laki-laki, pemerintah Arab Saudi juga melonggarkan peraturan berbusana bagi turis perempuan. Yang utama pakaian tersebut harus menutup bagian bahu dan lutut di depan publik, namun hal ini tak berarti perempuan harus mengenakan abaya, yaitu busana khas Arab yang menutupi seluruh tubuh wanita.