Siapa sangka di area Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terdapat gua alami nan memesona. Berbeda sama PLTA kebanyakan, PLTA di Desa Rajamandala Kulon, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat ini punya berbeda dengan PLTA umumnya. Pasalnya di area PLTA ini mempunyai beberapa obyek wisata alam, salah satunya adalah Gua Sanghyang Kenit.
Sanghyang Kenit adalah obyek wisata berbasis alam yang memiliki gua dan sungai sebagai daya tarik utamanya. Padahal dulunya, Sanghyang Kenit identik sebagai tempat penuh mitologi dan bentuk bebatuan purba.
Keindahan Sanghyang Kenit memang tercipta dari ketidak sengajaan. Ketika air dari Bendungan Saguling menuju aliran Citarum dipindahkan ke PLTA Saguling, mulai tersingkaplah bebatuan dan goa-goa di sini.
Beragam aktivitas bisa kamu lakukan saat mengunjungi Sanghyang Kenit, mulai dari susur gua, bermain perahu karet sampai bermain tubing.
Wisata menyusuri gua purba
Buat yang suka menyusuri gua, Sanghyang Kenit menawarkan tiga jalur utama, namun saat ini baru dua jalur yang dibuka untuk umum, satu jalur lagi masih dalam tahap persiapan untuk dibuka umum.
Jalur pertama susur gua Sanghyang Kenit berjarak 200 meter, di jalur ini kamu akan melewati genangan air kurang dari satu meter.
Selanjutnya jalur yang ke dua, panjang jalur ini lebih panjang dari yang pertama. Jalur kedua ini berjarak 600 meter dan wisatawan akan melewati genangan air lebih dari satu meter. Menariknya jalur pertama dan jalur kedua tembus sampai ke Sanghyang Tikoro.
Meski belum dibuka, jalur ketiga adalah jalur terpanjang dengan jarak 900 meter yang bisa menembus sampai ke Gua Walet.
Penyusuran gua cukup memacu adrenalin, karena kamu akan melewati celah gua yang sempit dan bertemu dengan ribuan kelelawar.
Buat yang ingin mencoba susur gua jangan lupa untuk membawa cahaya penerangan seperti headlamp atau senter, pakai sandal atau sepatu outdoor karena medan saat menjelajah gua cukup licin. Perjalanan susur gua akan memakan waktu kurang lebih sekitar 30 menit sampai satu jam.
Untuk menjelajah aliran air di dalam gua, kamu harus menyiapkan Rp150 ribu per orang, biaya tersebut sudah termasuk dengan pelampung, helm dan akan dipandu oleh petugas profesional.
Kalau enggak mau menyusuri gua, bisa mencoba rafting dengan perahu karet atau ban pelampung di aliran sungai sepanjang 4 km. Jaraknya akan bertambah kalau air sedang pasang, bisa mencapai 8 km.
Enggak bikin kantong bolong
Tapi, kamu enggak harus merogoh kocek ratusan ribu Rupiah kalau cuma ingin bersantai dan healing di aliran Citarum Purba. Karena tiket masuk ke Sanghyang Kenit hanya Rp5 ribu per orang, sedangkan biaya parkir motor Rp2 ribu dan mobil Rp10 ribu. Untuk menyewa pelampung dan ban, pengunjung cukup bayar Rp10 ribu per jam.
Sanghyang identik dengan hal mistis
Dalam bahasa Sunda, kata 'hyang' sering merujuk pada ungkapan penghormatan kepada eksistensi spiritual tak kasat mata. Bisa berupa tempat atau benda yang dianggap memiliki kekuatan supranatural. Di depan kata ini biasanya disematkan 'sang' yang juga menunjukkan sikap memuliakan.