Virus corona telah menghentikan sebagian besar penerbangan di Jepang. Maskapai terbesar negara itu, ANA Holdings, mengatakan jumlah penerbangan untuk tujuan asing dengan pesawatnya turun sebesar 96 persen pada bulan Juni.
The International Air Transport Association (IATA) memperkirakan bahwa akan dibutuhkan waktu hingga 2024 untuk memulihkan jumlah penumpang global.
Jepang telah mencatat lebih dari 50.000 kasus virus corona, dengan lebih dari seribu kematian, menurut penyiar publik NHK. Gelombang kedua virus yang meningkat pesat di bulan Juli telah meredupkan ekspetasi untuk pemulihan perjalanan domestik.
Namun saat ini, sebuah perusahaan di Jepang sudah memiliki alternatif bagi mereka yang ingin memuaskan nafsu berkelana ke berbagai belahan dunia.
Maskapai penerbangan yang berbasis di Tokyo, First Airlines, menawarkan 'penerbangan' virtual selama dua jam melalui tempat-tempat wisata populer di Jepang.
Wisatawan dapat merasakan perjalanan kelas satu di kabin tiruan pesawat jet di mana mereka akan disajikan makanan dan minuman dalam penerbangan dan dapat menikmati pemandangan awan yang lewat.