Survei Hubungan Kepercayaan Tuhan dan Moralitas di Berbagai Negara, Begini Hasilnya

- Kamis, 23 Juli 2020 | 12:07 WIB
Ilustrasi tempat ibadah berbagai agama. (CNN)
Ilustrasi tempat ibadah berbagai agama. (CNN)

Pusat Penelitian Pew merilis sebuah survei pada Senin (20/7/2020) lalu tentang kesenjangan besar atas kepercayaan pada Tuhan antara negara-negara yang relatif kaya dan miskin.

Dilansir dari CNN, survei dilakukan pada 38.000 orang di 34 negara tanpa mengelompokkan responden menurut agamanya. 

Hasilnya, orang-orang berpendidikan yang tinggal di negara-negara kaya kemungkinan jauh lebih kecil untuk mengatakan bahwa kepercayaan kepada Tuhan diperlukan untuk dikatakan bermoral baik.

Dengan kata lain, kaum kaya dan miskin  tidak sepakat tentang hubungan kepercayaan Tuhan dan moralitas seseorang.

Misalnya di Amerika Serikat, ada kesenjangan 24 persen antara orang Amerika berpendapatan besar dan kecil. Orang miskin jauh lebih mungkin untuk mengatakan percaya pada Tuhan diperlukan untuk menjadi pribadi baik.

Amerika Serikat sempat menentang teori ini dengan menjadi kaya sekaligus religius. Menurut studi lain, hampir setengah orang Amerika mengatakan bahwa agama sangat penting bagi mereka.

Sedangkan di Kenya,  negara dengan produk domestik bruto terendah dalam survei, 95 persen responden mengatakan kepercayaan pada Tuhan diperlukan agar seseorang bermoral. 

Sementara di Swedia, negara terkaya, hanya 9 persen responden yang menghubungkan Tuhan dengan moral yang baik. Survei Pew memiliki gagasan bahwa negara-negara menjadi kurang religius ketika rakyat menjadi lebih kaya dan berpendidikan.

Sedangkan untuk Indonesia sendiri berada di posisi pertama sebagai negara yang sangat menghubungkan Tuhan dengan moralitas dengan rating 96%. Bisa disebut religius bukan?

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Rekomendasi Penginapan di Sumba Timur, NTT

Selasa, 23 April 2024 | 20:50 WIB

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X