Usai Covid-19, Perubahan Tren Dinilai Berdampak Positif bagi Sektor Pariwisata

- Senin, 27 April 2020 | 19:44 WIB
Destinasi wisata di Belitung. (Kemenparekraf)
Destinasi wisata di Belitung. (Kemenparekraf)

Virus corona (Covid-19) yang menjadi pandemi membuat sektor pariwisata dunia sangat terdampak. Saat pandemi Covid-19 usai, diprediksi akan terjadi perubahan tren berwisata yang berdampak positif untuk dunia pariwisata.

Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan pihaknya terus mempersiapkan perubahan tren baru berwisata usai pandemi Covid-19 dalam diskusi virtual pada Jumat (24/4/2020).

“Kami akan menyiapkan destinasi sesuai dengan kondisi new normal. Destinasi itu disiapkan dengan mengedepankan prinsip sustainable tourism, termasuk di dalamnya soal kesehatan, dan keamanan,” kata Giri.

Ia juga menjelaskan, pemerintah membagi tiga tahapan dalam penanganan Covid-19 yakni masa tanggap darurat, pemulihan, dan normalisasi. Selain itu, pemerintah juga telah merealokasi anggaran dan menerapkan program khusus selama masa tanggap darurat Covid-19.

“Realokasi akan diarahkan untuk berbagai macam program yang sifatnya pendukungan masa tanggap darurat untuk membantu sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Di forum ini juga kami meminta untuk bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam menghadapi situasi saat ini," kata Ni Wayan Giri Adnyani.

-
Destinasi wisata di Labuan Bajo, NTT. (Kemenparekraf)

Dalam kesempatan yang sama, Founder & Chairman MarkPlus, Hermawan Kartajaya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, serta Ketua GIPI Bali Ida Bagus Okanentru Agung Partha juga memberikan pandangannya tentang hal ini.

Menurut Hermawan, sektor pariwisata adalah sektor paling terdampak pandemi berimbas pada sektor lain.

"Sekarang semua sadar ketika pariwisata stop, ekonomi juga stop. Semua baru sadar bahwa pariwisata adalah tulang punggung ekonomi. Covid-19 ini menarik, karena pariwisata tak akan pernah sama lagi,” kata Hermawan.

Hermawan juga menilai Bali menjadi contoh bagus dalam mengkombinasikan “God, people, nature” dalam sektor pariwisata. Karena ia memprediksi setelah Covid-19 akan semakin banyak wisatawan yang menuntut pariwisata tidak hanya dari segi harga, tetapi juga keberlangsungan lingkungan di destinasi tujuan.

Mereka menginginkan destinasi berkualitas dengan alam dan keamanan lebih baik, sistem mitigasi, di mana bisa terjadi dengan menggabungkan ketiga unsur tersebut.

"Kalau bicara bertahan atau surviving itu sudah pasti. Sekarang tinggal bicara preparing atau mempersiapkan ketika wisatawan kembali setelah Covid-19. Bali jadi contoh dan punya ketahanan. Nusa Tenggara Barat juga sekarang sedang preparing karena melihat potensi di masa depan. Seperti yang sudah saya katakan, daerah-daerah tersebut sadar bahwa pariwisata adalah penggerak ekonomi," pungkas Hermawan.


Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X