Seorang pria lansia tunanetra belum lama ini curhat mengenai perlakuan maskapai penerbangan EasyJet yang menurunkannya dari pesawat dan ditinggal sendirian di sebuah hotel di Paris setelah dituduh mabuk dan mengganggu kru kabin.
Saat itu, pria lansia bernama Eric Smylie yang berusia 78 tahun itu hendak pulang dari Prancis ke Belfast dengan seorang pengasuhnya, Davey Pogue.
Diungkapnya, dia dan pengasuhnya itu tiba-tiba disuruh turun dari pesawat, kemudian ditahan oleh kepolisian di Paris. Dirinya lalu dibebaskan dan ditinggal sendiri di sebuah penginapan. Sementara, pengasuhnya, Pogue harus ditahan.
Mirisnya, saat ditinggal sendiri itu, Smylie tidak membawa obat-obatan yang rutin diminumnya.
"Saya buta, diabetes, dan saya memiliki penyakit paru-paru yang kronis. Ditinggalkan di Paris sendirian menjadi pengalaman menakutkan. Saat itu saya senantiasa merasa panik."
"Saya masih gemetar karena pengalaman tersebut. Saya kehilangan nafsu makan, percaya diri saya hilang. Saya merasa grogi dan takut. Istri saya, Meta, yang sedang sakit, tidak tahu saya dalam keadaan hidup atau mati. Kejadian macam ini sulit dilupakan," kata dia.
Curahan hati Smylie ternyata didengar oleh pihak EasyJet yang membuat mereka harus angkat bicara untuk mengklarifikasi kejadian sebenarnya yang terjadi.
Juru bicara maskapai mengatakan bahwa penahanan Smylie dan Pogue dilakukan karena keduanya telah mengganggu kru kabin.
"Kami mencoba untuk memahami apa yang terjadi seperti yang dilaporkan oleh pihak berwajib, yang bertanggung jawab pada saat itu. Mereka melaporkan bahwa kedua penumpang ini mengganggu dan bersikap agresif kepada kru kami. Itu sebabnya polisi memanggil mereka dan tidak diizinkan untuk terbang," kata si juru bicara.
Setelah itu, EasyJet melakukan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh mereka berdua. Dan pihak maskapai juga akan mencari tahu mengapa Smylie bisa terpisah dengan pengasuhnya, Pogue.
