Pengalaman WNI Mampir ke Tallinn, Kota Tua Terbaik di Eropa bak Berada di Abad Pertengahan

- Senin, 26 September 2022 | 14:30 WIB
Suasana di Kota Tua Tallinn (Z Creators/Reja Dalimunthe)
Suasana di Kota Tua Tallinn (Z Creators/Reja Dalimunthe)

Kalau jalan-jalan ke Eropa bagian utara, jangan lupa mampir ke Kota Tua Tallinn di Estonia. Luas kota tua sebenarnya mencapai 23 km persegi tapi karena pemerintah setempat menjaga alam hutannya, maka kota tua hanya memakai lahan sebanyak 1 km persegi.

Menurut Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang lebih dikenal dengan ‘UNESCO’, Kota Tua Tallinn adalah salah satu Kota Tua peninggalan Era Medieval yang paling terjaga dan terawat di Eropa.

-
Menara kembar Viru di depan pintu masuk Kota Tua Tallinn (Z Creators/Reja Dalimunthe)

Jalan-jalan ke sini tuh benar-benar terasa banget nuansa vintage-nya,  apalagi kita langsung disambut Menara Batu Kembar Viru di pintu masuk, berasa seperti diapit tembok kuno bersejarah ke dalam sebuah dunia lain.

Kota Tua Tallinn adalah peninggalan dari abad ke-14 yang merupakan bagian dari area pertahanan negara pada masa itu.

-
Delman di Kota Tua Tallinn (Z Creators/Reja Dalimunthe)

Tim Z Creators, Reja Dalimunthe selalu merasa takjub dengan Kota Tua Tallinn yang masih dipertahankan di ibu kota Estonia. Padahal, Estonia adalah negara dengan teknologi digital terbaik di dunia. Kebayang deh, negara yang menghargai sejarah adalah negara yang berbudaya dan maju.

Selain bangunan-bangunan dengan batu bata yang khas, salah satu pemandangan yang paling mencuri perhatian di Kota Tua Tallinn adalah pemandangan kubah-kubah gereja peninggalan era Medieval yang tajam ke atas. Kota tua ini adalah rumah bagi puluhan kafe-kafe jadul.

“Saya berasa di negeri dongeng masuk ke kota tua ini, bukan cuma tempat makan dan pedagang souvenir kaya di Jakarta kota, tapi setiap sudut tembok punya cerita sejarahnya.” Puji Reja.

Reja mengingatkan kepada para pengunjung kota tua Tallinn untuk memastikan kesehatan fisik sebelum memasuki area. Karena, jalanan di kota tua Tallinn cukup naik turun dan banyak memasuki gang-gang sempit. Moda transportasi umum sengaja ditiadakan di area sekitar untuk menjaga ketertiban kota tua.

Pejalan kaki adalah raja di area ini, meskipun mobil pribadi diizinkan untuk melintas, namun mobil pribadi harus mengalah kepada para pengunjung yang berjalan di tengah-tengah sekalipun.

“Kak Reja, jangan lari-lari di sini, sempit dan banyak orang tau.” Teriak Priscilla yang merupakan rekan Reja.

Salah satu gedung paling ikonik di Kota Tua adalah ‘Tallinn Town Hall’. Dahulu gedung ini adalah gedung pertemuan rakyat dan juga gedung pengadilan bagi para kriminal.

-
Reja berfoto di depan Tallinn Town Hall (Z Creators/Reja Dalimunthe)

Gedungnya enggak pernah diubah sejak 700 tahun yang lalu. Kamu enggak dikenakan biaya sepeserpun untuk berkunjung ke gedung ini asalkan punya kartu terusan ‘Tallinn Card’, tapi harus diperhatikan yah bahwa gedung ini buka di waktu-waktu tertentu saja. Makanya harus buka websitenya di raekoda.tallinn.ee.

“Wow, gw di Tallinn Town Hall nih, gedung atau balai kota tertua di Eropa bagian Utara yang gayanya gotik plus enggak pernah diubah sejak tahun 1322.” Ucap Reja sambil kegirangan berfoto.

-
Wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Tallinn (Z Creators/Reja Dalimunthe)

Banyak turis yang menyamai Kota Tua Tallinn dengan kota cantik di Praha, Ceko, bahkan terdengar kabar jauh lebih terasa atmosfer wisatanya, karena saking banyaknya dan padatnya turis yang berkunjung.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X