Pernah Lihat Pawai Ogoh-ogoh di Bali? Ini Loh Makna di Balik Tradisi Itu!

- Senin, 21 Februari 2022 | 17:01 WIB
Pawai Ogoh-ogoh Bali. (Rizal Fanany/IDZ Creators)
Pawai Ogoh-ogoh Bali. (Rizal Fanany/IDZ Creators)

Sudah dua tahun pandemi melanda, berdampak besar bagi geliat dunia pariwisata. Khususnya Bali, yang sangat bergantung pada turis-turis mancanegara. Enggak hanya aktivitas pariwisata yang lumpuh total, tetapi juga kegiatan keagamaan dan budaya yang juga terdampak. 

Melonjaknya kasus Covid-19 di Bali ini membuat pawai ogoh-ogoh yang sudah dua tahun enggak digelar. Namun, tahun 2022 ini ada sedikit harapan sebab Gubernur Bali, Wayan Koster mengizinkan pawai ogoh-ogoh.

-
Pawai Ogoh-ogoh Bali. (Rizal Fanany/IDZ Creators)

Pemberian izin bersebut dilakukan setelah Gubernur Bali menerima aspirasi dari Pasikian Yowana Desa Adat dan Seniman. Nama pawai ogoh-ogoh juga diganti menjadi Nyomya. Tentunya prosesi Nyomya ini berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.

Prosesi Nyomya hanya diikuti paling banyak 25 orang yang sudah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dua kali dan sudah melakukan swab antigen. Selain itu Gubernur Koster juga menyiapkan hadiah hampir Rp1,9 miliar untuk tiga ogoh-ogoh terbaik. 

-
Pawai Ogoh-ogoh Bali. (Rizal Fanany/IDZ Creators)

Lalu, apa sih pawai ogoh-ogoh itu? Ogoh-ogoh sendiri merupakan gambaran dari bhuta kala, atau energi negatif yang ada dalam diri manusia. Jika dilihat dari akar katanya, ogoh-ogoh berasal dari bahasa Bali, yakni ogah-ogah yang berarti digoyang-goyangkan.

Untuk menyambut Hari Raya Nyepi, biasanya dilakukan pembersihan diri, berbagai figur bhuta kala atau raksasa dan makhluk berenergi negatif tersebut kemudian diarak dan dihancurkan, baik dengan membakarnya atau menghanyutkan ke laut. 

-
Pawai Ogoh-ogoh Bali. (Rizal Fanany/IDZ Creators)

Kebanyakan ogoh-ogoh diwujudkan dalam bentuk raksasa, iblis, atau bentuk menyeramkan yang lain, guna menjadi perwujudan energi negatif yang ada di dalam diri manusia.

Ogoh-ogoh, dalam konteks Hari Raya Nyepi, menjadi lambang dari sifat dan energi buruk tersebut. Sebagai wujud peleburan dan menghilangkan sifat dan energi buruk inilah kemudian figur ogoh-ogoh dibakar dan dimusnahkan.

-
Pawai Ogoh-ogoh Bali. (Rizal Fanany/IDZ Creators)

Sederhananya, tujuan utama dari pembuatan dan pemusnahan ogoh-ogoh ini adalah sebagai perlambang pembersihan energi dan sifat negatif manusia, untuk menyambut tahun baru Saka dengan menjadi manusia yang lebih baik.

Sementara itu, pawai Nyomya dilakukan di banjar masing-masing pada malam Pengrupukan yang jatuh pada Selasa (1/3/2022). Prosesi Nyomya digelar dalam rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1944 yang jatuh pada Rabu (2/3/2022) mendatang. 

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini 

-
IDZ Creators

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Rekomendasi

Terkini

5 Rekomendasi Penginapan di Sumba Timur, NTT

Selasa, 23 April 2024 | 20:50 WIB

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X