Masyarakat Sambut Borobudur Marathon dengan Kesenian Tradisional

- Minggu, 17 November 2019 | 10:58 WIB
(Borobudur Marathon 2019)
(Borobudur Marathon 2019)

Borobudur Marathon 2019 merupakan sebuah perlombaan lari di Jawa Tengah yang dipersembahkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkolaborasi dengan Harian Kompas dan Bank Jateng. 

Acara ini berlangsung pada 17 November 2019 dengan tema Synergy & Harmony yang memiliki arti membangun sinergi bersama dan menemukan keharmonisan dalam keberagaman.

Masyarakat di sekitar kawasan Candi Borobudur, menyambut para peserta Borobudur Marathon 2019 dengan berbagai kesenian tradisional. Mereka menampilkan sejumlah atraksi kesenian tradisional di pinggir jalan yang dilalui para pelari marathon.

Selain di sepanjang jalur lari, penyambutan para pelari juga dilakukan di awal garis start di kawasan Taman Lumbini Candi Borobudur oleh Sanggar Kirana Kirani Borobudur.

Ketua Sanggar Kirana Kirani Eko Sunyoto mengatakan, pada penyambutan para pelari tersebut menampilkan perpaduan tari soreng dengan topeng ireng dan tari kinara kinari.

"Pada penyambutan para pelari kali ini kami menampilkan 28 penari," sebutnya.

Ia menambahkan baru kali ini melakukan penyambutan di kawasan kompleks Taman Wisata Candi Borobudur.

"Tahun-tahun sebelumnya kami melakukan penyambutan di luar kawasan candi berbaur dengan masyarakat," ujarnya.

Ia mengemukakan untuk melakukan penyambutan ini pihaknya tidak melakukan persiapan khusus karena para penari sudah terbiasa pentas.

Warga Dusun Ngroto, Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan, menampilkan kesenian gejog lesung, yaitu para ibu memainkan musik dari lesung dan sebagian dari mereka menyanyi dan menari sesuai irama musik tradisional tersebut.

Kepala Dusun Ngroto, Sumedi mengatakan lesung merupakan alat penumbuk padi tradisional.

"Dulu para ibu sebelum atau sesudah menumbuk padi mengisi waktu dengan memainkan musik lesung tersebut," sebutnya.

Ia mengemukakan kegiatan untuk menyambut para pelari Borobudur Marathon ini dilakukan masyarakat secara mandiri, hampir setiap desa yang dilalui pelari menampilkan kesenian tradisional.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, bahwa Borobudur Marathon adalah milik masyarakat Magelang bukan milik Pemerintah Provinsi, Bank Jateng atau Harian Kompas. Borobudur Marathon juga memberikan daya dorong yang luar biasa untuk industri pariwisata dan ekonomi.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X