Kembangkan Validasi Identitas Penumpang Pesawat, AP II Kerja Sama dengan Ditjen Dukcapil

- Jumat, 1 Januari 2021 | 12:29 WIB
Suasana penumpang pesawat di bandara Angkasa Pura II. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
Suasana penumpang pesawat di bandara Angkasa Pura II. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)

Dalam rangka mengembangkan proses validasi identitas calon penumpang pesawat, PT Angkasa Pura II (Persero) menjalin kerja sama dengan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dukcapil) terkait data penduduk.

Penandatanganan perjanjian dilakukan secara online oleh Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin dan Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh, dan disaksikan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Hal tersebut disampaikan oleh Muhammad Awaluddin dalam keterangan resmi seperti dilansir dari Antara, Jumat (1/1/2021).

Dikatakan bahwa dukungan data untuk proses validasi identitas calon penumpang pesawat memungkinkan perseroan untuk mengembangkan teknologi biometric facial recognition untuk menghadirkan layanan di bandara.

Kerja sama dengan Ditjen Dukcapil ini merupakan salah satu komitmen perseroan dalam melakukan digitalisasi dalam strategic transformation yang dilakukan sejak 2016.

"Nantinya, kami akan mengembangkan proses validasi menggunakan biometric facial recognition yang didukung oleh basis data dari sistem Ditjen Dukcapil, sehingga penumpang bisa melewati seluruh proses keberangkatan dan kedatangan di bandara hanya dengan otentifikasi wajah," ujar Awaluddin.

Dengan teknologi facial recognition ini, pelayanan di bandara PT Angkasa Pura II diharapkan meningkat ke level berikutnya.

Sebelum penerapan layanan ini, tahap awal dukungan validasi data dari Ditjen Dukcapil dapat dimanfaatkan untuk penggunaan QR Code oleh calon penumpang pesawat.

"Melalui dukungan proses validasi identitas berdasarkan data Ditjen Dukcapil, kami bisa menerapkan sistem di bandara untuk melakukan proses validasi identitas menggunakan QR Code guna mengurangi pemeriksaan identitas secara manual dan mendukung layanan touchless di bandara," tambah Awaluddin.

Sementara itu, Mendagri Tito menuturkan data dari Ditjen Dukcapil dapat dimanfaatkan untuk melakukan verifikasi calon penumpang pesawat.

Data tersebut dilaporkan memiliki fitur spesifik seperti pengenalan wajah (facial recognition) dan sidik jari (fingerprint).

"Fitur spesifik seperti sidik jari kemudian mengenal wajah atau facial recognition itu akan dapat mengetahui (penumpang pesawat), sehingga tidak akan terjadi double (data digunakan orang lain) sebetulnya karena setiap orang memiliki spesifik tersendiri, wajah maupun fingerprint," imbuh Mendagri.

Penggunaan QR Code ini akan mendukung integrasi sistem layanan terkait lainnya seperti boarding pass, dokumen kesehatan, hingga tracing dan tracking terkait Covid-19.

Sebagai pilot project, teknologi QR Code dan facial recognition ini pertama kali akan digunakan di Bandara Banyuwangi dan Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara terbesar di Indonesia.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

15 Negara Terkecil di Dunia yang Layak Dijelajahi

Kamis, 28 Maret 2024 | 06:20 WIB
X