Sejumlah gajah di Desa Ban Ta Klang, Thailand harus survive di tengah turis yang sedang sepi. Tahun lalu, masih ada 400 ribu turis asing yang berkunjung ke Thailand. Namun, kini turun drastis jika dibandingkan 40 juta pada tahun 2019 sebelum pandemi.
Alhasil, pendapatan pengurus pun berkurang drastis sejak sepi turis. Mereka juga kekurangan perawatan untuk gajah, termasuk soal makan gajah.
Kondisi tersebut membuat sejumlah gajah harus mencari nafkah dengan streaming di TikTok dan YouTube. Namun, donasi hasil streaming tersebut ternyata hanya cukup makan gajah untuk satu hari.
Baca juga: Momen Gajah Kejar Wisatawan Bikin Warganet Panik: Aku Cemas Demi Allah
Sebelum pandemi, gajah-gajah tersebut selalu menghibur turis dengan pertunjukan dan atraksi naik gajah.
Siriporn Sapmak selaku pemilik dan pengurus gajah mengatakan bahwa ia menyayangi gajha-gajah tersebut seperti keluarga sendiri.
"Kami sayang gajah-gajah ini seperti keluarga sendiri. Kami sudah tinggal bersama bertahun-tahun. Lalui suka dan duka bersama. Meski sekarang mereka tidak ada pekerjaan kami tidak akan meninggalkan mereka untuk bekerja yang lain dan tidak dan yang mengurus mereka," kata Siripon.
Siripon mengatakan, gajah-gajah tersebut bisa mendapat donasi sebesar Rp406 ribu dari streaming beberapa jam di TikTok dan YouTube. Hanya saja, donasi tersebut cuma cukup makan untuk sehari.
Baca juga: Tulus Donasikan Kalung Pendeteksi Gajah, Gerakan Bersama untuk Menjaga Kelestarian
Tidak selalu lancar, Siriporn terkadang tidak mendapat donasi sama sekali. Dikutip dari VOA, setidaknya diperkirakan ada sekitar 1.000 gajah tidak memiliki pendapatan tetap karena sepinya turis.
Untuk menyelamatkan gajah-gajah tersebut, pemerintah Thailand pun mengirimkan 500 ribu kg rumput makanan gajah sejak 2020 atau tepatnya saat pandemi COVID-19.
Hingga saat ini, berdasarkan data pemerintah Thailand, negara tersebut diketahui memiliki 3.500 gajah liar dan 4.000 gajah di penangkaran.
